Lihat ke Halaman Asli

Eka MP

Penulis - Blogger

Setangkup Nostalgia dalam Semangkuk Bubur Cikini

Diperbarui: 30 Desember 2021   22:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Menyusuri trotoar jalan Cikini membangkitkan memori indah yang lama tersimpan di sudut benakku. Siang yang cukup panas untuk ukuran Jakarta tak menyurutkan semangat untuk terus melangkah.

Dari ujung Kantor Pos Cikini yang ikonik sejak zaman kolonial sampai stasiun Cikini berjejer aneka kuliner yang menggugah selera. Baik yang setaraf restoran berbintang sampai pedagang kaki lima semua menjadi bagian dari kekayaan kuliner kawasan yang tak pernah sepi ini.

Siomay Mas Nur

Dokpri

Siomay Mas Nur ini sudah ada sejak tahun 1980an, lho. Meski hanya berjualan dengan gerobak di pinggir jalan siomay ini memiliki rasa yang enak.

Siomaynya besar dan kenyal, ikannya pun terasa. Dipadukan dengan sambal kacang yang gurih dan manis menjadikan sebuah perpaduan yang bisa menggoyang lidah.

Harga per porsinya juga tidak mahal hanya lima belas ribu rupiah isi lima. Bebas mau memilih siomay semua atau dipadukan dengan kentang, tahu dan pare.

Dokpri

Meski lumayan mengenyangkan tapi kalau belum makan nasi kok belum afdol ya?

Bubur Cikini yang Legendaris

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline