Lihat ke Halaman Asli

Nikah Muda? Siapa Takut!

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sering kita mendengar ibu – ibu atau masyarakat yang bilang anak kok bawa anak!. Apa kalian mengerti maksud kalimat tersebut ? Seperti ini deskripsinya...

Seiring berjalannya waktu, begitu banyak remaja – remaja yang menikah muda. Jangankan remaja, mereka yang Anak Baru Gede (ABG) tak jarang sudah memiliki anak. Tidak salah memang jika mereka sudah memiliki anak dengan umurnya yang masih dikategorikan sebagai individu yang masih labil. Namun, ada kesalahan dalam hal ini yaitu sebagian dari mereka yang menikah muda belum mengerti apa sih rumah tangga itu ? Apa sih pernikahan itu ? Apa sih yang terjadi setelah menikah ?

Disini peran keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan mental anak. Bagaimana orang tua mengajarkan berbagai hal kepada sang anak, mulai dari hal – hal kecil dalam hidupnya sampai hal besar, yaitu saat anak berpisah dengan orang tua dan mengikuti keluarga kecilnya sendiri. Keluarga yang di dalamnya terdapat kenyamanan, ketentraman, dan kesetiaan kecil kemungkinan anak mereka memiliki sifat dan sikap yang kurang baik. Karena media sosialisasi pertama seorang anak adalah keluarga. Jika keluarga baik dan bisa memberikan pengajaran yang baik pula kepada anak – anaknya, maka bukan tidak mungkin anak – anaknya akan berperilaku baik pula kepada sesama dan lingkungan yang ada disekitarnya.

Hal ini yang akan membawa pemikiran – pemikiran remaja untuk berpikir dewasa atau sebaliknya. Karena dewasa tidak harus dilihat dari usia, namun dari kematangan individu dalam berpikir. Tidak sedikit mereka yang menikah muda hanya memikirkan kesenangan sesaat, mereka tidak berfikir mengenai kemungkinan – kemungkinan yang terjadi setelah menikah. Dan akhirnya, anak – anak merekalah yang menjadi korban.

Namun tak jarang pula mereka yang menikah muda justru memiliki masa depan yang cerah. Seperti diawal kalimat – kalimat tadi, bahwa keluarga yang baik akan melahirkan keturunan yang baik pula.

Untuk para orang tua, fokuslah pada penanaman ilmu – ilmu agama agar anak tahu baik dan buruk, halal dan haram. Selanjutnya ajarkan ilmu – ilmu pengetahuan agar anak dapat menempatkan diri dimanapun mereka berada.

Jika orang tua dapat menanamkan ilmu agama dan pengetahuan yang seimbang dan selaras, maka anak akan tumbuh menjadi remaja yang memiliki pemikiran dewasa dan bertanggung jawab. Ketika hal tersebut dimiliki oleh remaja, maka tidak ada alasan untuk melarang para remaja untuk menikah muda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline