Universitas Muhammadiyah Purwokerto hari Kamis 9 Februari 2023 mengadakan kegiatan pidato pengukuhan guru besar baru. Guru besar baru atau Profesor yang dikukuhkan kali ini adalah Prof.Dr.Drs.Suwarno,M.Si. Profeso baru ini menekuni bidang Geografi alias Guru Besarnya diberikan dalam bidang ilmu Geografi.
Pelaksanaan pengukuhan guru besar baru ini dilaksanakan di gedung Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP. Hadir dalam acara ini para pejabat diantaranya dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, pejabat di lingkungan TNI dan Polri di wilayah Banyumas, pejabat dari Pemda Banyumas, keluarga besar guru besar baru dari Sragen serta dosen dan karyawan di lingkungan UMP.
Dalam pidato pengukuhannya Suwarno menyampaikan tema atau judul hidup berdampingan dengan bencana. Suwarno membahas tentang bencana ditinjau dari aspek agama dengan mengambil ayat-ayat dalam Al Quran dan tinjauan secara ilmiah. Inti sambutan dari guru besar baru ini adalah bencana terjadi akibat ulah tangan-tangan manusia. Secara rinci berikut ini dituliskan cuplikan pidato beliau.
Suwarno menjelaskan dari beberapa ayat Al Quran dan Hadits Nabi menunjukkan bahwa matahari dan bulan it uterus berputar,sedangkan bumi cenderung statis. Allah membuat patok berupa gunung-gunung agar bumi tidak berguncang.
Bisa dibayangkan jika bumi berputar kencang,maka terjadi angin ribut, dan semua yang ada di permukaan bumi menjadi berantakan,serta genung-gedung runtuh. Bahkan bumi sekedar bernapaspun terjadi gempa yang menyebabkan bencana alam seperti longsor lahan dan berbagai musibah lainnya. Jika di bumi terjadi bencana itupun sebenarnya karena ulah manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Ar Rum ayat 41 yang artinya "telah terjadi berbagai bencana di daratan dan di lautan karena ulah manusia". Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah ingin mengingatkan kepada manusia bahwa bencana yang terjadi di daratan dan di lautan merupakan akibat dari ulah manusia.
Pidato pengukuhan Prof.Dr.Drs.Suwarno,M.Si
Undang-Undang No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulanagn Bencana Bab I pasal (1) menjelaskan bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,kerusakan lingkungan,kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Hampir seluruh wilayah di Indonesia rawan bencana,demikian pula wilayah Banyumas Raya. Hal itu disebabkan karena wilayah ini diliputi pegunungan dan gunung api serta terletak di tepian samudera Hindia. UURI No.24 tahun 2007 menjelaskan bahwa rawan bencana adalah kondisi atau karakteristik geologis, biologis,hidrologis,klimatologis, geografis, sosial, budaya, politik,ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, meredam, mencapai kesiapan, dan mengurangi kemampuan untuk menanggapi dampak buruk bahaya tertentu.
Potensi bencana ada dimanapun. Bencana alam secara geografis dapat terjadi karena perbedaan katrakteristik geografis. Karakteristik geografi wilayah dipengaruhi oleh tatanan geologi setempat. Indonesia dilihat dari sudut pandang geologi adalah negara kepulauan yang terbentuk oleh penunjaman tiga lempeng besar dunia. Ketiga lempeng tersebut adalah lempeng Samudera Hindia-Australia, lempeng Samudera Pacifik dan lempeng benua Eurasia.
Penunjaman ketiga lempeng tersebut mengakibatkan terbentuknya jalur gunung api, pusat gempa, dan jalur pegunungan. Oleh karena itu kepulauan Indonesia tidak stabil. Ketidak stabilan tersbut menyebabkan Indonesia banyak terjadi bencana alam yang salah satunya adalah gerakan massa. Jadi tidak salah kalua kita katakana manusia Indonesia mau tidak mau harus hidup berdampingan dengan bencana.