Lihat ke Halaman Asli

Iswasta Eka

Dosen PGSD Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Saya Bingung dengan Duta Pancasila

Diperbarui: 10 April 2016   19:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama ini Zaskia Gothik diundang oleh DPR, kemudian oleh Arzeti Bilbina Zaskia diminta memimpin pembacaan Pancasila. Sampai di sini cerrita terkait Pancasila mungkin tidak ada istimewanya. Zaskia menjadi istimewa ketik Abdul Karding meminta sekalian Zaskia menjadi duta PANCASILA.

Terus terang peristiwa ini membuat saya melongo seperti disengat lebah. Lha kok tanpa ada kriteria,tanpa ada pembahasan,ujug-ujug orang Jawa bilang,langsung ditahbiskan sebagai DUTA PANCASILA, dan si penunjuk sudah lupa bahwa Zaskia baru saja tersandung kasus penghinaan lambang negara. Apa ya mimpi ketika menunjuk sebagai duta,meskipun itu hanya dari salah satu partai saja.

Terus terang (lagi) yang namanya duta itu kan harus memenuhi beberapa kriteria,tapi jika tanpa kriteria yang jelas jangan-jangan jadi stereotip, alias lagu lama. Manusia yang ditunjuk sebagai duta anti korupsi ternyata justru korupsi,yang ditunjuk sebagai duta narkoba justru (mantan) pecandu. Apa kalau demikan semua yang ditunjuk sebagai duta dipilih dari mereka yang pernah melanggar atau bertolak belakang dengan apa yang disandangnya.

Rasa-rasanya kok makin aneh-aneh saja tingkah laku pejabat di negeri ini, khususnya mereka yang bercokol di gedung dewan. Ada-ada saja kelakuan yang membuat masyarakat gerah. Macam-macam kelakuan yang betul-betul membuat para pemirsa geleng-gelemg kepala. Kalau mereka masih seperti itu apa ya layak mewakili rakyat. Mungkin sah-sah saja jika kemudian rakyat jangan kaya,cukup diwakili anggota dewan, rakyat jangan korupsi,cukup diwakili anggota dewan, rakyat jangan suka bolos kerja, cukup diwakili beliau yang terhormat. Apa ya kalau seperti itu kemudian rakyat jangan banyak yang celaka,cukup diwakili oleh anggota dewan saja.

Semoga anggota dewan makin tidak aneh-aneh,atau jika makin aneh-aneh semoga rakyat tidak lagi memilih yang suka aneh-aneh, cukup gedung dewan diisi oleh orang orang aneh, tidak harus pintar,tidak harus berpendidikan,tidak harus tahu politik. YANG PENTING ANEH.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline