Lihat ke Halaman Asli

Hutan Rajawali Menjadi Tempat Wisata Tradisional Batang

Diperbarui: 24 Oktober 2018   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pada tanggal 30 September 2018 saya dan teman teman mengunjungi Hutan Rajawali yang ada di Batang,untuk menggantikan tugas mata kuliah Ekonomi Makro.Disana kita disuruh mengamati transaksi uang jual beli tersebut,sebelum kita mendapatkan kreweng kita harus mengantri terlebih dahulu untuk menukarkan uang tunai menjadi kreweng,dimana satu Kreweng dihargai Rp 2.000,rata rata harga makanan dari 1-4 Kreweng yang berarti hanya Rp 2.000 sampai 8.000 saja.Setiap hari minggu Hutan Rajawali selalu ramai dikunjungi sejumlah masyarakat,disana banyak berbagai makanan tradisional seperti,lontong sayur,jamu,asem jawa,wedang ronde,pecel,nasi+lauk,bakso,dan tempat makan pun menggunakan daun jati.Penjual yang ada di Hutan Rajawali dengan menggunakan pakaian Batik/Kebaya karena sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Batang,dan disana juga diiringi musik tradisional seperti angklung dan ada juga yang menari nari,yang bisa dinikmati oleh semua pengunjung.

Nama :Eka Setiyaningsih

NIM:2016002031

Kelas:S1 Ekonomi Syariah (Pagi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline