Lihat ke Halaman Asli

Eka Khristiyanta Purnama

Koordinator Produksi Teknologi Pembelajaran dan PTP Ahli Madya

Etika Digital Dalam Pendidikan

Diperbarui: 31 Desember 2021   13:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dengan ada jaringan internet, maka kemudahan bekerja, mencari informasi, mengirim pesan, bahkan bertransaksi bisnis menjadi lebih mudah, cepat dan akurat. Banyak diperoleh manfaat dengan kehadirannya internet, di samping tentu saja ada juga dampak negatif. Internet ibarat pisau bermata dua. Di tangan orang yang benar maka internet dapat menjadikan seseorang bisa bertambah ilmu dan pengetahuannya. Sebaliknya di tangan orang yang tidak bertanggung jawab internet dapat mencelakai diri sendiri dan orang lain.

Artinya, bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kini telah melahirkan kemudahan bagi manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Kini, jarak bukan lagi permasalahan menjalin komunikasi. Manusia dapat berinteraksi dengan manusia yang lain kapanpun dan dimanapun. Perkembangan teknologi informasi saat ini telah merubah transformasi tatanan sosial masyarakat. Kebanyakan dari proses perubahan ini didasarkan kepada produksi informasi.

Padahal kita tahu, bahwa tidak semua informasi yang ada pada media digital layak dikonsumsi. Seringkali, penggunaan media sosial justru cenderung untuk digunakan sebagai media mem-bully, hate speech atau ujaran-ujaran kebencian yang tersebar di media digital, cyber crime, pornografi dan lain-lain. Hal tersebut merupakan konten-konten negatif yang terdapat dalam media digital dan sering direproduksi oleh masyarakat sendiri.

Adalah wajar bila berdasarkan Survey Microsoft pada 2020 pada 50 ribu orang di 32 negara, menyimpulkan antara lain netizen Indonesia paling tidak sopan di asia Pasifik. Realitas tersebut memang tidak bisa dipungkiri lagi, karena laju dari perkembangan dunia digital telah berhasil menyasar ke segala sisi kehidupan. Bila disadari, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses yang namanya digitalisasi. Realitas ini sudah semestinya dicarikan solusinya supaya budaya sopan dalam digital menjadi kebiasaan.

Etika Digital

Berpijak dari realitas tersebut, maka segala aktivitas digital yang ada di ruang digital dan menggunakan media digital memerlukan etika digital. Saat publik menerapkan netiket (etika dalam berinternet) dimanapun dan kapanpun tentu tidak selalu ada yang mengawasinya. Perkembangan intelektual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus diimbangi dengan nilai, moral dan akhlak yang baik dari masing-masing individu. Sehingga perlu disadari bila perkembangan lanskap digital akan membawa tantangan sekaligus peluang bagi perkembangan dunia, salah satunya dunia pendidikan.

Selayaknya kita prihatin, karena memang masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik. Sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar dan terus menerus direproduksi. Di sinilah, etika menjadi hal penting yang perlu ditanamkan dengan adanya pembelajaran daring. Sudah saatnya untuk menekankan pendidik agar dapat menanamkan nilai-nilai etika selayaknya para pembelajar.

Tantangan saat pendidikan virtual maupun meeting untuk senantiasa mau tetap meletakkan etika dalam pendidikan atau memiliki sopan santun tidak mudah. Untuk meminta siapa saja yang ikut serta meeting atau pembelajaran daring supaya semua peserta bisa tetap on-cam saja tidak mudah. Faktanya, rata-rata saat di tengah salah satu narasumber atau pembicara memaparkan materinya, maka rata-rata hampir semua peserta mematikan kameranya.

Untuk mencapai target seratus persen dunia pendidikan bisa berjalan baik di tengah pandemi, tidak akan terealisasi apabila etika digital tidak lagi dijaga. Rasanya memang saat ini kita perlu memiliki kapasitas yang lebih dalam mengawal perubahan digital. Terlebih berbedanya latar belakang pendidikan, maka perlu untuk disiasati supaya dapat menyajikan pembelajaran yang menarik, sehingga semua tetap on-cam. Karena agenda pembelajaran daring tidak akan berjalan baik bila tidak disiplin dalam kegiatan belajar mengajar.

Bagi para pendidik pada saat presentasi dan tanya jawab setidaknya selalu mengajarkan etika digital kepada anak didik untuk mau menumbuhkan sikap menghargai privasi orang lain. Selanjutnya, senantiasa menumbuhkan sikap sopan santun dengan semua orang dan menumbuhkan sikap peka terhadap keberadaan orang lain dengan tidak menggunakan perangkat elektronik dimiliki. Inilah dasar awal dari pembentukan etika digital dalam pendidikan, terutama di masa pandemi saat ini.

*Penulis adalah Koordinator Substansi Produksi Media Pembelajaran dan PTP Ahli Madya Pusdatin Kemendikbudristek




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline