Lihat ke Halaman Asli

catatan perjalanan

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah perjalanan, selalu menjadi saat yang menguras emosi untukku..

Ya setidaknya satu-dua tetes air mata pasti jatuh, minimal menggenang..

Perjalanan kali ini, membuat absurd makna kata 'kembali', membuat absurd makna 'rumah' dan juga absurd kata 'pulang'.


Yah, perjalananku hari ini diawali dengan -lagi-lagi- dialog dalam hati. Bercerita sendiri, membayang, bermimpi. Bercerita tentang apa kah? Ya bisa tentang rumah, tentang waktu singkat yang ku habiskan dalam perjalanan.


Perjalanan ini absurd. Kepalaku sakit sekali, karena sepi, entah karena apa lagi..

Kalian tahu? Bagiku kata 'pergi' juga absurd. Karen tentu, aku khawatir terhadap apa yang aku tinggalkan, tapi aku juga tidak suka ditinggalkan..


Leherku sakit, sakit sekali. Membuat perjalanan kali ini semakin membingungkan. Apa lagi?


Aku ingin terus melakukan perjalanan, melihat dunia. Meski waktu-waktu itu akan menguras emosi. Meski dalam waktu-waktu itu leher dan kepalaku akan sakit. Tapi perjalanan memang dan akan selalu menarik.


Dalam perjalananku kali ini, ditemani sakit di kepala, kaki dan leherku, aku menuju 'rumahku'..


Yogyakarta, aku segera 'kembali' padamu...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline