Lihat ke Halaman Asli

Eis Nina Marlina

Guru di SMA N 1 OKU

Jurnal Refleksi Modul 2.3 Coaching

Diperbarui: 21 Maret 2023   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

coaching (DOKPRI)

REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3

BY : EIS NINA MARLINA S.Pd_CGP.ANGK.7_KAB.OKU PROV.SUMATERA SELATAN

Dalam Refleksi kali ini, saya menggunakan Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C)

Pada Minggu ini. Seperti biasa saya merefleksi apa yang telah saya dapatkan dari pelatihan guru penggerak ini, Refleksi  hal yang sangat penting dan perlu dilakukan oleh Calon Guru Penggerak karena hal ini dapat mendorong guru untuk menghubungkan teori yang sudah diperoleh dengan praktik baik yang akan dan sudah dilakukan. Dengan demikian dapat menumbuhkan ketrampilan Calon Guru Penggerak untuk mengevaluasi sebuah topik secara kritis, sehingga Calon Guru Penggerak dapat mengenali diri baik kekurangan dan kelebihan untuk seterusnya dapat mengevaluasi diri menjadi lebih baik.

Connection:

Coaching adalah bentuk patnership yang terjalin antara coach dan coachee dalam hal memaksimalkan potensi pribadi dan profesional untuk menstimulus dan mengeksplorasi pikiran agar dapat memaksimalkan potensi personal dan profesional. 

Hal ini tentunya sangat berkaitan erat dengan peran guru penggerak yakni dapat menularkan praktik baik  bagi guru lain untuk pembelajaran yang berpusat pada murid. Dengan demikian sangat penting bagi seorang Calon Guru penggerak untuk mengetahui bagaimana menjadi coach yang baik agar dapat menggali potensi guru lain dan semua warga sekolah agar tumbuh jiwa kepemimpinan siswa sebagai upaya mewujudkan profil pelajar pancasila.

Challenge:

Selama mengikuti rangkaian pembelajaran Calon Guru Penggerak sebenarnya tidak ada materi dan pendapat dari narasumber yang berbeda namun semua materi melengkapi apa yang sudah dilakukan oleh Calon Guru Penggerak dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya. 

Ada beberapa hal baru yang saya ketahui yakni beberapa model coaching yakni model TIRTA. Hal lain yang penting adalah dalam pelaksanaan coaching seorang coah harus dapat memposisikan diri agar tidak melakukan posisi mentor, konselor dalam proses coaching. melainkan sebagai coach yang bertujuan menggali potensi coachee sehingga ia dapat menemukan jalan keluar atau solusi yang terbaik bagi masalahnya berdasarkan potensi yang ada pada dirinya.

Concept:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline