Lihat ke Halaman Asli

Rinda Agisna

Mahasiswa

Trend Perayaan Halloween di Kalangan Umat Muslim

Diperbarui: 6 Desember 2023   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: www.suara.com 

Akhir bulan Oktober adalah hari yang identik dengan perayaan Hallowen. Setiap tanggal 31 Oktober orang-orang Barat khususnya Eropa dan Amerika merayakan festival Halloween. Hari tersebut dianggap tepat karena merupakan hari terakhir dalam kalender Celtic. Hari Hallowen disambut untuk memperingati orang yang telah mati atau juga disebut sebagai All Hallow Eve atau All Saints Eve. Kini, perayaan yang berasal dari tradisi Barat ini semakin populer di berbagai belahan dunia, termasuk di kalangan islam. Namun dalam konteks islam, perayaan ini bertentangan dengan nilai-nilai agama. 

Halloween berasal dari perayaan kuno Samhain yang dipraktikan oleh orang Celtic atau kelompok etnis yang terdiri atas suku-suku terbesar di seluruh Eropa. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, di wilayah yang sekarang merupakan Irlandia, Inggris dan Perancis mereka percaya bahwa pada malam 31 Oktober perbatasan antara dunia hidup dan dunia arwah menjadi tipis. Arwah orang-orang mati  akan bangkit dan kembali ke dunia orang hidup, lalu arwah tersebut akan mengunjungi rumah-rumah mereka. Agar terhindar dari kunjungan yang menyeramkan tersebut, mereka berpura-pura menjadi hantu dengan mengenakan kostum yang bertujuan untuk mengusir hantu. Pada abad ke-8 Paus Gregorius III menetapkan 1 November sebagai waktu untuk menghormati semua orang kudus atau All Saints Day. Malam sebelum All Saints Day dikenal sebagai All Hallows Eve yang kini populer dengan hari Halloween.

 Sumber gambar: www.liputan6.com 

Seiring berjalannya waktu, perayaan ini telah menjadi fenomena global dan berkembang menjadi acara yang dianggap menyenangkan. Mereka merayakannya dengan melakukan trik or treat, mengukir labu, bahkan ada juga yang menggelar pesta mewah dengan mengenakan beragam kostum. Hal tersebut dapat menjadi daya tarik bagi orang-orang untuk ikut serta merayakan Halloween karena dapat memberikan kesenangan yang unik dan berbeda dengan perayaan-perayaan lainnya. 

Negara-negara yang awalnya tertutup terhadap Halloween kini mulai mengadopsi tradisi yang berasal dari Barat ini. Seperti pada tahun 2022, tersebar bahwa Arab Saudi menggelar perayaan Halloween. Padahal  selama ini Arab Saudi dikenal melarang perayaan semacam itu. Perayaan tersebut menimbulkan kritik dari muslim di dunia yang memandang Arab Saudi sebagai pusat ajaran islam, tetapi memperbolehkan perayaan Halloween yang merupakan budaya Barat. Namun menurut beberapa laman berita, festival tersebut bukanlah Halloween melainkan Scary Weekend yang merupakan bagian dari acara Riyadh Season 2022 yang bersamaan jatuh dengan perayaan Halloween. 

Sumber gambar: travel.detik.com 

Dalam pandangan islam, perayaan Halloween tidak dianggap sebagai bagian dari sejarah atau tradisi islam. Beberapa ulama berpendapat bahwa merayakan Halloween adalah haram, karena perbuatan tersebut menyerupai tradisi yang diikuti oleh kaum kafir. Islam melarang seorang muslim untuk mengikuti budaya barat yang bertentangan dengan ajaran agama. Seperti yang telah dijelaskan dalam Hadits Riwayat Abu Daud yang artinya "Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka mereka tergolong dalam golongan itu". Kemudian ada juga yang menyebutkan bahwa Halloween termasuk syirik karena dianggap menyekutukan Allah SWT dengan memberi penghormatan terhadap roh atau makhluk gaib, yang mana bagi umat islam adalah dosa besar yang tidak bisa diampuni. 

Di sisi lain, perayaan Halloween juga dapat memberikan dampak negatif bagi anak-anak. Psikis seorang anak dapat terganggu karena melihat hal-hal yang menyeramkan dari pesta tersebut yang dapat menyebabkan anak menjadi trauma. 

Sumber gambar: www.tagar.id 

Oleh karena itu umat muslim dilarang untuk mengikuti perayaan Halloween meskipun niatnya hanya untuk bersenang-senang, karena perayaan tersebut bertentangan dengan agama islam. Terdapat beberapa solusi agar kita tidak ikut serta dalam perayaan Halloween misalnya, meningkatkan kesadaran agama dengan memahami nilai-nilai islam, berkomunikasi dengan orang-orang terdekat untuk tidak mengikuti Halloween karena tidak sesuai dengan ajaran agama, membuat alternatif kegiatan yang sesuai dengan nilai-nilai islam seperti silaturahmi atau kegiatan amal, serta melibatkan diri dalam tradisi-tradisi islami seperti perayaan Idul Fitri dan Idul Adha. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline