Lihat ke Halaman Asli

Broken Home, Masalah Nyata yang Dialami

Diperbarui: 6 April 2023   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Broken home sering dikaitkan dengan rumah tangga yang rusak, dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis. Adapula yang menggambarkan sebagai keluarga yang terpisah atau tidak lagi hidup bersama dalam satu atap. Ada banyak hal yang menyebabkan broken home, mulai dari pertengkaran, kekerasan, perpisahan anggota keluarga, ataupun juga perceraian.

Apabila orang tua sering bertengkar hingga melakukan tindakan kekerasan kepada pasangan maupun anak, maka akan berdampak kepada psikis sang anak. Dengan terganggunya psikis sang anak tersebut,maka akan berpengaruh pada pertumbuhan psikisnya ke depan. Broken home juga bisa timbul karena keluarga mengalami konflik, pengabaian,hingga perilaku buruk.Keluarga mengalami konflik disebut dengan keluarga disfungsional yang menyebabkan gangguan emosional pada anggota keluarga di dalamnya.Dampaknya keluarga disfungsional adalah mengakibatkan penelantaran hingga pelecehan terhaap anak.Dapat disimpulkan  bahwa broken home adalah kondisi anggota keluarga yang tidak utuh,jauh dari rukun dan sejahtera.Kondisi inni kemudian berdampak pada hubungan dan kasih sayang pada anak-anak.

Ciri-ciri broken home

Saat seorang anak harus tumbuh di dalam keluarga broken home, bukan tidak mungkin mereka akan tumbuh menjadi berbagai macam stereotip tentang ciri anak broken home yang marak disebutkan sejumlah masyarakat.Berikut ciri-ciri broken home mengutip dari  Popmama.com:

1.Sulit percaya dengan orang lain

Ciri yang dapat dilihat dari anak broken home adalah, sulit memercayai orang lain yang ada di sekitarnya. Mengapa demikian? Sebab, anak yang tumbuh di keluarga broken home merasa orangtua yang selama ini dipercaya, justru telah membuatnya kecewa karena telah membohonginya. Tak heran jika anak yang broken home akan lebih sulit memercayai orang lain, bahkan keluarga atau teman terdekatnya sekali pun.

2.Kurang menghargai diri sendiri

Saat anak merasa tidak dihargai oleh Mama maupun Papanya, maka akan menimbulkan refleksi pada dirinya sendiri. Ini akan membuat anak juga tidak bisa menghargai dirinya sendiri.

Itulah mengapa anak broken home lebih masa bodo dengan dirinya dan berakhir membuat anak tidak menghargai diri sendiri. Hal ini karena ia pun merasa tidak dihargai oleh orangtuanya sendiri.

3.Posesif

Anak broken home juga biasanya memiliki sifat yang posesif. Ini bisa dilihat dari lingkungan pertemanan, maupun percintaannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline