Unik ! bukan berarti sebuah sanggahan ataupun ke-nyinyiran tulisan saya terhadap suatu acara bernama FIFA Ballon D'or. Dimana sebuah drama untuk menunjukkan keberhasilan dan tolak ukur dari setiap personal ataupun tim di dunia ini, yang membutuhkan pengakuan dari instansi sepakbola tertinggi, FIFA.
Permasalahannya bukan terletak pada kenapa Ballon D'or yang tadinya direncakan di akhir tahun diundur menjadi awal tahun 2014 ?, walaupun FIFA sebuah instansi yang jauh dari kata 'anomali', tapi sudahlah. Sudah cukup sumpah serapah dalam 5 tahun belakangan sebagai bentuk kekecewaan saya kepada petinggi FIFA.
Bukan bermaksud juga untuk menyamakan FIFA dengan PSSI ! FIFA lebih baik dari segi hal manajemen pemain dan keuangan tentunya, bila dibandingkan dengan organisasi yang katanya profesional di negeri kita ini.
Ketika Platini, dipersilahkan naik ke podium untuk menyebutkan nama pemenang Ballon D'or edisi 2013, 5 menit sebelum beliau membacakan, saya sudah memprediksi via twitter (@egi777) bahwa tahun ini adalah tahun 'jatah' dari seorang pemain flamboyan, Cristiano Ronaldo !.
Bukan tanpa sebab, saya sebagai penggemar teori konspirasi, memahami bahwa kali ini harus CR7 yang berhak !, dan that's it ....
Siapa yang keki ? siapa yang dongkol ? ataupun mengumpat di dalam hati kecil di balik jas mahal ratusan euro dari sang pemain ketika duduk di bangku penonton untuk menunggu ucapan sakti dari Platini ?, Messi ? oh tentu bukan, bukan dia, si lelaki mungil kelahiran Rosario.
Ribery !, ya ! Franck Ribery, seorang pemain fenomenal dan mempunyai daya jelajah juang tinggi ketika bermain di posisi sayap itu, terlihat kecewa !.
"Apa yang sudah saya lakukan oh tuhan ?", ucap Ribery dalam hati.
"tidak cukupkah dengan memalukan Barca dengan total aggregate 7-0 ? dan treble winners di akhir musim, Blatter ?!", pedih hati seorang pria yang pernah melakukan skandal seks dengan gadis keturunan di bawah umur.
"Sia-sia apa yang kuraih untuk menorehkan sejarah bagi Munchen", mungkin itu curhatan Ribery.
Biarlah yang membaca ini berpikir, apakah ini suatu artikel ketidak puasan ataupun keputus asaan dari seorang penggila sepak bola. Bagi saya, parameter FIFA sering absurd, tidak jelas dan kontroversial ketika melakukan hal-hal yang mudah bersinggungan dengan sebuah seremonial bernama Ballon D'or. Atau karena sepakbola semakin menjadi industri ?