Pendahuluan
Peristiwa Yesus di atas gunung Tabor merupakan peristiwa yang sangat dramatis. Kisah ini melibatkan dua tokoh dari dunia perjanjian lama, yaitu Musa dan Elia. Dalam pandangan umum, gunung sering disebutkan dalam kitab suci sebagai tempat peristirahatan untuk berdoa, mengajar, dan menerima wahyu Ilahi. Gunung juga menjadi simbol kehadiran Allah. Misalnya, kisah Musa saat ia menerima 2 loh batu di Gunung Sinai. Di atas gunung juga, Musa berbicara langsung dengan Yahweh.
Dialektika transfigurasi ini memberikan motif teologis terutama kemesiaan Yesus. Motif teologis yang terkandung dalam perikop pendek ini dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, mungkin terdapat motif tentang kasih Allah yang melimpah kepada umat-Nya. Dalam perikop ini, mungkin ada cerita tentang bagaimana Allah memberikan berkat dan pertolongan-Nya kepada seseorang atau kelompok orang yang membutuhkan. Hal ini dapat menjadi pengingat bagi pembaca atau pendengar akan kebaikan dan kemurahan hati Allah.
Beberapa tokoh juga menghubungkan peristiwa transfigurasi ini dengan mitos Yunani kuno. Dalam mitologi Yunani, para dewa sering menyamar menjadi manusia. Dalam perjalanan waktu, mereka bertransformasi menjadi bentuk asli mereka dalam satu pencerahan. Mereka melakukan ini untuk berinteraksi dengan manusia, menguji mereka, atau bahkan untuk memenuhi tujuan mereka sendiri. Dalam beberapa cerita, dewa-dewa ini juga dapat berubah bentuk menjadi objek atau hewan. [1]
Perbandingan Teks
Mat 17: 1-8
Mrk 9:2-8
Lukas 9: 28-36