Desa Junrejo merupakan salah satu desa di Kabupaten Batu yang memiliki hasil tani melimpah seperti produk olahan pangan berupa kerupuk samiler, sayur organik dan budidaya jamur. Produk-produk tersebut diolah oleh kelompok wanita tani atau yang sering disebut dengan singkatan KWT. Terdapat 3 (tiga) KWT di desa Junrejo yaitu KWT Sri Lestari, KWT Mandiri Sejahtera dan KWT Kartini, dimana setiap KWT memiliki produk olahan yang berbeda-beda. Kelompok Wanita Tani yang berada di desa Junrejo selain menjadi tempat untuk mengelola hasil produk mereka juga menjadi salah satu tempat pemberdayaan ibu-ibu desa.
Di samping itu, ketiga kelompok KWT tersebut memiliki suatu permasalahan yang sama yaittu dalam hal pemasaran, dimana kebanyakan pemasaran yang dilakukan adalah dengan melewati seorang pengepul sehingga harga-harga produk mereka dijual dengan nilai yang relatif lebih rendah dari harga pasar.
Dalam kesempatan tersebut mahasiswa yang sedang melakukan pengabdian masyarakat (PMM) berinisiasi untuk membantu mereka dalam memasarkan produknya dengan memanfaatkan platform yang sudah ada yaitu dengan digitalisasi marketing. Kelompok PMM UMM memilih digitalisasi marketing karena melihat peluang yang ada di desa Junrejo kurang memahami dan memaksimalkan teknologi yang sudah ada, dimana digitalisasi tersebut memiliki peluang yang sangat besar seperti di era saat ini.
Dalam proses pengerjaan digitalisasi marketing tersebut, mahasiswa yang sedang melakukan PMM juga membuatkan brand, logo guna membantu digitalisasi marketing dan melakukan pelatihan sosialisasi marketing yang telah berjalan selama 3 hari disetiap KWT dimulai pada tanggal 14 juni-16 juni yang juga dihadiri oleh pendamping KWT dari dinas pertanian.
Sosialisasi dari kelompok PMM dimulai dengan penyampaian materi tentang branding, digital marketing, serta praktek foto produk. Dalam praktek foto produk itu sendiri dibuat semudah mungkin guna bisa dipahami dan dipraktekan oleh ibu-ibu KWT. Materi branding dan digital marketing dibuat dengan tingkat pemahaman dasar dengan harapan materi mudah dicerna dan dapat diimplementasikan langsung oleh ibu-ibu KWT.
Dalam sosialisasi tersebut bapak Suhinto selaku perwakilan dari dinas pertanian menyampaikan dukungan beliau yang intinya mendukung program tersebut karena adanya peluang yang sangat besar, namun dalam perjalanannya harus bersabar dan jangan takut untuk mencoba hal baru, karena sebelum mencoba tidak akan tau hasilnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H