Lihat ke Halaman Asli

Regi Erlangga

Mahasiswa UPN VETERAN JAWA TIMUR

Pembuktian Kekuatan antara Israel dan Hizbullah yang Didukung oleh Iran

Diperbarui: 2 Desember 2024   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik Israel dan Hizbullah pada saat ini sangat memanas. Hingga detik ini, Hizbullah sudah mengirimkan rudal mereka untuk menyerang Israel. Pasukan Hizbullah belakangan ini gencar melakukan serangan dengan menembakkan misil mereka ke arah Israel dan pada saat yang sama, pasukan Israel melakukan serangan balik dengan membobardir area Lebanon. Konflik yang bermula pada peristiwa Gaza ini sejujurnya bukan yang pertama. Pada beberapa dekade terakhir, Israel dan Hizbullah terlibat konflik dalam penyerangan Israel ke Lebanon. Atas hal ini, pasukan Hizbullah didirikan untuk melawan pasukan Israel. Iran memang menjadi pendukung gerakan Hizbullah pada saat itu dan sampai sekarang Iran tetap menjadi penyokong kelompok Hizbullah dalam perang Timur Tengah. Perang skala regional ini memang menuai banyak kontroversi, di antaranya para kelompok Hizbullah tidak menginginkan Israel menjadi negara merdeka di atas tanah Palestina. Hingga jatuh hari pada beberapa hari ke belakang, perang antara Iran dan Israel kembali timbul dan menjadi perbincangan hangat. Keterkaitan Iran terhadap perang ini menjadikan beberapa negara kian siaga satu untuk waspada jika sewaktu-waktu perang Hizbullah dan Israel ini semakin memanas bahkan bisa pecah. Untuk membahas lebih lanjut, kita akan membahas segi militer dari Iran dan Israel melalui opini saya.

Israel menjadi negara yang paling disorot terkait fenomena yang sedang terjadi belakangan ini, di antaranya pertempuran dengan Hizbullah. Kemenangan Hizbullah menjadi penanda bahwa organisasi ini menjadi ancaman nyata terhadap bangsa israel. Selain waspada terkait Hizbullah, mereka dihadapkan juga dengan penyokong Hizbullah, yaitu Iran. Terdapat beberapa serangan roket yang telah membuat Israel menjadi siaga terhadap potensi seberapa besar bahaya Hizbullah jika dilihat dari segi persenjataan. Pasukan Hizbullah yang didukung oleh Iran ini akan terus-menerus memborbardir wilayah yang semestinya tidak diambil oleh Israel. Hizbullah berjanji, mereka akan berjihad di jalan Tuhan untuk melawan pasukan Israel yang telah merebut wilayah tanah suci Palestina. Kisahnya meletus pada awal penyerangan di Dataran Tinggi Golan yang menjadi kawasan penjajahan tanah atas Israel. Awal titik penyerangannya terjadi pada waktu Hamas dari Palestina mencoba melawan Israel dan memberikan beberapa serangan kejutan sebelum Israel berhasil meredamnya. Setelah itu, baru muncul pasukan sekutu dari Hamas, yaitu Hizbullah. Israel mendapatkan ancaman oleh Hizbullah untuk melakukan gencatan senjata atau pihak Hizbullah tidak akan berhenti melakukan invasi di area teritorial Israel. Persenjataan Hamas ternyata masih kurang mumpuni, dan di titik ini Hizbullah menjadi bala bantuan yang sangat membantu pihak Hamas. Militer dari pasukan Hizbullah mengalami peningkatan dari tahun belakangan ini, di antaranya banyaknya roket yang telah disiapkan untuk bisa mengebom wilayah yang diduduki oleh Israel. Dari pihak Iran sendiri, mereka telah menyiapkan rudal dan beberapa misil untuk bisa menyerang cepat wilayah Israel tanpa adanya serangan balik. Ini menjadikan Iran bahwa mereka telah mengalami kemajuan pesat dari teknologi persenjataan dari tahun lalu. Iran beberapa kali mengancam Israel agar melakukan gencatan senjata dan sebaiknya tidak melakukan serangan balasan. Ini ditujukan agar pemerintah Iran tidak mengeluarkan misil yang bisa memicu dampak kehancuran di negara sekitar yang lebih berdampak besar terkena radius dari misil Iran. Pihak perdamaian dunia harus selalu waspada jika perang ini bisa membawa dampak yang cukup signifikan. Jika mereka tidak waspada dan lengah, bukan tidak mungkin Iran dan Israel akan membawa konflik ini ke dalam Perang dunia.

Keterkaitan Konflik terhadap Teori Apakah Iran begitu kuat dalam persenjataan militernya? Ini adalah topik yang hangat jika kita akan bicara terkait teori Balance of Power. Sebelum itu, apa itu arti dari Balance of Power? Ini merupakan sebuah teori yang mengacu pada adanya keseimbangan kekuatan yang akan membantu untuk menjaga keutuhan stabilitas negara dan bisa menjadikan teori ini sebagai pemicu menghindari perang. Saya akan memberikan sedikit gambaran terkait Balance of Power yang bisa dikaji beberapa waktu belakangan ini untuk kepentingan keamanan negara. Seperti contoh, Iran belakangan ini sering menggunakan dana mereka untuk kepentingan militernya. Mengapa ini perlu? Sebelum itu, kita bisa melihat peran Iran dalam mendukung persenjataan Hizbullah membuat Israel kesusahan menumpas pasukan Hizbullah, padahal kita tahu sendiri bahwa Israel mendapatkan pasokan persenjataan dari Amerika Serikat. Ada faktor yang menjadikan Iran menjadi gencar untuk mendapatkan pasokan senjata itu sendiri, saya bisa mengatakan bahwa Iran ini bisa membangun Militer yang begitu kuat karena tempat mereka yang dekat dengan sumber daya minyak. Sehingga, Iran sangat siap untuk menerima dana ekonomi yang dikonversikan menjadi persenjataan dalam skala besar. Mengapa Iran baru muncul belakangan ini, dan mengapa Iran tidak berani muncul selama tahun belakangan ini ketika Israel sudah lama menyerang Palestina? Menurut saya sendiri, ini karena Iran baru bisa berkembang setelah menjadi negara penyokong minyak dunia, sehingga Iran bisa menjadi sangat kuat dalam ekonomi internasional. Bayangkan saja jika Iran akan mengembargo minyak, berapa banyak negara yang akan kehilangan salah satu sumber daya alam yang sangat berpengaruh ini? Dari tinjauan seberapa kuat Iran dari ekonomi, mereka menjadikan ajang kesempatan ini untuk memperkuat persenjataan mereka dengan mendatangkan beberapa misil dari negara yang telah bekerjasama dengan Iran. Israel dan Iran semakin memanas karena kedua belah pihak akan siap menyerang kapan pun jika ada salah satu pihak yang menyerang dahulu. Ditinjau dari Global Fire Power, kekuatan militer persenjataan Iran berada di atas Israel. Atas fakta ini, Israel menjadikan Iran adalah ancaman nyata untuk tujuan mereka merebut klaim atas tanah yang dijanjikan oleh bangsa mereka. Jika perang ini akan terus berlanjut, tidak mungkin dan tidak pasti dunia akan bisa menjadi perang skala global yaitu perang dunia ketiga. Para negara dari benua lain akan menunjukkan betapa kuatnya mereka dari segi militer, seperti Russia, China, dan yang paling sering disoroti adalah Korea Utara. Menurut saya, bukan tidak mungkin jika Iran akan menjadi negara yang berdiri di samping negara yang disebutkan ditinjau dari segi persenjataan. Balance of Power yang menjadi studi kasus kali ini menjadi topik yang bisa melihat seberapa jauh perbandingan kekuatan militer persenjataan Iran dan Israel. Dan juga, ini menjadi ajang pembuktian negara mana yang akan bisa bertahan dan memperebutkan wilayah dengan kekuatan mereka atau yang disebut dengan Balance of Power di atas. Ini menjadi studi kasus yang tidak bisa lepas untuk dipelajari. Menurut saya, pihak perdamaian global atau dunia akan selalu mengawasi dan meninjau ulang keterkaitan konflik yang sedang memanas dengan teori saling mempertunjukkan kekuatan mereka yang bertujuan untuk bisa bertahan dari serangan negara lain dan tidak menjadi negara lemah yang diinjak-injak.

Setelah kita mengetahui seberapa berkembang negara Iran dan Israel dari segi persenjataanya, kita tahu bahwa konflik ini akan selalu menjadi perbincangan dunia. Mengapa demikian? Jika negara Iran akan terus-menerus menyerang Israel, Amerika serikat yang menjadi sekutu dari Israel tidak akan tinggal diam dan mungkin akan menjadi negara yang bisa memicu peperangan skala global atau perang dunia ketiga. Menurut saya, studi perdamaian dalam konteks Balance of Power akan sangat relevan untuk terus meninjau peristiwa penyerangan Gaza oleh Israel yang kemudian Hizbullah membalasnya dengan mengirimkan rudal ke Israel. Perang akan terus terjadi, ini dibuktikan jika Israel tidak akan berhenti untuk memperebutkan tanah mereka yang dijanjikan. Dan juga, Hizbullah yang disokong oleh Iran juga tidak akan berhenti untuk menyerang Israel atas pernyataan mereka bertempur di atas kehendak Tuhan. Konflik ini akan selalu memanas dan tidak bisa lepas dari isu-isu yang dibahas dalam studi hubungan internasional terkait perspektif perdamaian yang menjadi topik untuk selalu dibahas.

Umam, K. (2022). Rivalitas Arab Saudi, Iran, dan Israel di Kawasan Timur Tengah. POPULIKA, 11-20. Retrieved from https://ejournal.widyamataram.ac.id.prosiding- uwm.com/index.php/populika/article/view/509

 Zania, B. (n.d.). ISU-ISU KONTEMPORER DALAM PENEGAKAN HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS PERANG IRAN DAN ISRAEL). CAUSA JURNAL HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN. doi:https://doi.org/10.3783/causa.v3i12.3422

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline