Lihat ke Halaman Asli

Tangis dalam Rindu

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com



Derasnya air tak mengubah……

Kemarau hati yang terasa…..

Menggores jiwa yang merindukan

Ada kenangan indah di dalamnya…..

Dia yang merenggut segalanya

Dariku dengan rayuan kata…..

Merelakan diriku untuk dirinya…..

Menggores hati dengan kelembutan…..

Rasa sesal menelanjangi tubuh

Dan assa untuk percaya……

Ternyata, dia pengelana…..

Kasih dimanakah engkau…..

Ternyata ku sandarkan hati ini

Pada batang rumput yang melambai

Tak mengenal tapi ada……..

Dengan cantik untuk menikam.

Sinopsis : Penulis merasa prihatin dengan perkembangan pergaulan generasi muda sekarang ini dimana moral dan etika di jadikan dongeng orang tua, yang terdengar dan di lupakan beralaskan kesenangan duniawi.

Crying in yearn.

The quick water not mengubah……

Heart dry season merasakan….

Scratching soul that miss

There beautiful memories at dalamnya….

He is that tug at everything

From me with persuasion kata….

Allowing myself to dirinya….

Scratching heart with kelembutan….

Regret taste undresses body

And assa to percaya……

Obvious, He is pengelana….

Affection dimanakah engkau….

Obvious i lean this heart

In grass stick that wave

Doesn't know but ada…….

Prettyly to thrust.

Synopsis: Author felts concerned with the rising generation association development this time where is moral and ethics at making parents tale, Heard and at forget beralaskan worldly delight.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline