Lihat ke Halaman Asli

Dan Pendukung Barca pun Terdiam

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

El-Clasico, sebutan untuk duel bersejarah antara FC Barcelona vs Real Madrid, merupakan salah satu duel terpenting dalam industri sepakbola yang selalu dinanti-nantikan oleh berbagai kalangan. khusus untuk duel semalam yang telah dipersiapkan secara matang oleh kedua pelatih dengan sedikit "menyimpan tenaga" pada perhelatan liga champion yang berakibat kekalahan kedua klub tersebut.

Duel yang selalu syarat emosi kali ini selain akan menahbiskan diri sebagai "raja spanyol", juga akan membuktikan siapa yang unggul, kejeniusan The Spesial One ataukah konsistensi Pep Guardiola. yang menarik dari duel ini adalah strategi apa yang akan dipakai Mourinho untuk meredam kolektivitas permainan Blaugrana.

Pada saat ekspektasi para pemain juga pendukung el-barca untuk meneruskan dominasi mereka terhadap madrid dalam beberapa tahun terakhir, Los Galacticos diluar dugaan memulai pertandingan dengan determinasi yang tinggi persis seperti apa yang dilakukan mantan tim asuhan Mourinho chelsea saat secara mengejutkan mampu pecundangi barcelona 1-0 dengan cara mengawasi atau kalau perlu mematikan pergerakan dari duo playmaker jenius Blaugrana Xavi dan Iniesta. hasilnya?? aliran bola kepada duet messi dan tello tersendat dan melalui sebuah set pieces yang sempurna, sami khedira menjadi the right man in the right place untuk menceploskan bola ke gawang victor valdes dan menjadikan  madrid unggul 1-0 di babak pertama.

mengawali babak kedua, bukan hanya perang strategi dari kedua pelatih namun juga ada "perang opini" dari pendukung kedua kesebelasan yang masih yakin bahwa tim jagoannya akan memenangkan pertandingan, Arsitek Blaugrana Pep Guardiola mengubah strategi dengan memasukkan tiga "senjata rahasia" mereka fabregas, pedro, dan alexis sanchez yang menghasilkan gol penyeimbang dari alexis sanchez pada menit ke-70. namun kegembiraan mereka tidak berlangsung lama karena 3 menit kemudian, lewat sebuah skema serangan balik, umpan mesut ozil dimanfaatkan dengan baik oleh cristiano ronaldo untuk menjadi gol, dan... pendukung barca pun terdiam seribu bahasa.

Kemenangan Los Galacticos adalah buah dari strategi jitu "The Special One" Jose Mourinho yang mengandalkan determinasi sebagai "anti teori" dari strategi kolektivitas ala Blaugrana yang membuktikan kejeniusan sang pelatih dalam meracik strategi. Penulis masih ingat final liga champions 2010 antara inter milan yg diarsiteki Mourinho dengan bayer muenchen dengan dua winger terbaik dunia, Arjen Robben & Farank Ribery. Ketika itu Inter Milan menerapakan strategi Defensive Approach dengan Counter Attack yang efektif dengan menempatkan Diego Millito sebagai striker tunggal dan menarik Samuel Eto'o, seorang striker murni, sebagai second striker yang tugas utamanya adalah menjadi  pelayan dari militto serta dengan mematikan pergerakan dua winger terbaik muenchen robben dan ribery.

Apa yang dilakukan Mou pada El-Clasico semalam persis seperti strategi final liga champions tersebut, mengunci alur serangan barca dari lini tengah dengan menempatkan dua "gelandang pengangkut air" Xabi Alonso dan Sami Khedira yang berhasil diterapkan dengan baik oleh ronaldo dkk.

Strategi Mourinho, lagi-lagi tidak mengacu kepada Total Football yang menawan ataupun Kolektivitas yang enak ditonton, tapi sebuah permainan yang efektif untuk sebuah kemenangan.

Mou, U are really The Special One

Madridista bersorak gembira, dan... pendukung Barca pun terdiam...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline