Lihat ke Halaman Asli

Sandaran Hati oleh Letto (Lirik Tingkat Dewa)

Diperbarui: 4 April 2017   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Agak merinding tadi pagi, air mata tiba-tiba berlinang. Bukan sedih, tapi haru. Lagu favorit yang setiap hari didengerin, tiba-tiba terasa begitu berbeda. Agak aneh, lebih bernyawa. Yup. Lagu itu adalah Sandaran Hati-nya Letto. Lagu yang telah akrab ditelinga sejak lama, karena juga sebagai soundtrack sinetron beberapa tahun silam, kini menjelma menjadi sesuatu yang menyentuh hati, lebih dalam. Kalau sebelumnya lebih menikmati alunan musik, vokal yang syahdu, untaian lirik yang “mengena”, dan makna kata yang secara gamblang dipahami, pagi tadi lebih dari itu. Makna yang lebih dalam, lebih dalam, “tertangkap”. Kemasan “kumplit”. Sebuah packaging yang “merajai hati”.

Jauh sebelum berjabatan erat dengan paseduluran maiyah Cak Nun, yang mana band Letto termasuk di dalamnya, saya sudah jatuh hati pada lagu-lagu mereka. Lebih dulu kenal karya mereka. Sebut saja lagu Ruang Rindu, Sebelum Cahaya, Sebenarnya Cinta, Sampai Nanti-sampai mati, dan Lubang di hati. Lagu-lagu Letto punya tempat sendiri di hati. Betapa tidak, setiap kali mendengarkan lagu-lagu mereka, hati saya dengan sendirinya bekerja pada level sensitivitas yang lebih dalam. Peka yang terpancing. Suguhan lirik-liriknya ketika didengarkan selalu matching dengan suasana hati, merasa terwakili. Maklum, lagu-lagu ini hadir dan menemani masa-masa “galau” saya. haha..

Oke, ngga usah panjang lebar, langsung meluncuuurrr ke lagu tersebuttt…

Sandaran Hati.

By: Letto

Yakinkah ku berdiri, di hampa tanpa tepi

bolehkah aku, mendengarmu

Ketika kegamangan menghampiri diri, seolah hidup hanyalah hampa yang tak berkesudahan. Dalam situasi seperti itu, petunjukNYA-lah yang paling dibutuhkan. Membisikkan Nurani.

Terkubur dalam emosi, tak bisa bersembunyi

Aku dan nafasku, merindukanmu

Terpuruk ku di sini, teraniaya sepi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline