Lihat ke Halaman Asli

Eggy Aryabhazda Suwandi

Mahasiswa Pascasarjana Magister Management Universitas Widyatama

Gagasan Pergantian nama Provinsi JawaBarat Menjadi Provinsi Sunda

Diperbarui: 30 September 2024   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

eggy aryabhazda

Pelestarian Identitas dan Kebanggaan Budaya

Pendahuluan

Nama "Jawa Barat" yang digunakan saat ini merupakan warisan kolonial yang mulai diterapkan pada masa penjajahan Belanda. Sebelum kedatangan kolonialisme, wilayah barat Pulau Jawa dikenal sebagai Tanah Sunda, yang mencakup sebagian besar wilayah modern Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Wilayah ini adalah rumah bagi peradaban suku Sunda, yang sejak ribuan tahun silam mengembangkan budaya, adat, dan bahasa khas.

Dalam sejarahnya, suku Sunda memiliki kerajaan-kerajaan besar seperti Tarumanagara, Sunda, Galuh, dan Pajajaran, yang mencapai puncak kejayaannya sebelum akhir abad ke-16. Dengan runtuhnya kerajaan Pajajaran pada tahun 1579 dan pengaruh dari kerajaan-kerajaan Islam seperti Kesultanan Banten, identitas politik Sunda mengalami perubahan. Pada masa kolonialisme, penamaan administratif berdasarkan wilayah geografis memperkenalkan nama "Jawa Barat," yang akhirnya melekat hingga hari ini. Meski begitu, kebudayaan Sunda tetap bertahan melalui bahasa, kesenian, dan adat istiadat, yang masih hidup hingga sekarang.

Alasan dan Gagasan Pergantian Nama

  1. Penghormatan terhadap Sejarah dan Identitas Sunda
    Nama "Sunda" mencerminkan sejarah dan kejayaan peradaban yang pernah mendominasi wilayah barat Pulau Jawa sebelum era kolonial. Mengembalikan nama provinsi menjadi Provinsi Sunda akan menghidupkan kembali identitas yang sudah ada jauh sebelum penjajah memperkenalkan penamaan baru. Nama ini membawa makna sejarah yang mendalam, yang tidak hanya merepresentasikan penduduknya, tetapi juga menghormati leluhur mereka yang pernah memimpin peradaban besar.

  2. Pelestarian Budaya dan Bahasa Sunda
    Budaya dan bahasa Sunda adalah bagian penting dari identitas masyarakat yang tinggal di wilayah ini. Dengan pengembalian nama Provinsi Sunda, pemerintah dapat fokus pada kebijakan yang lebih serius untuk melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, termasuk pendidikan bahasa Sunda, penguatan seni tradisional seperti angklung, serta pelestarian upacara-upacara adat. Langkah ini tidak hanya memperkuat budaya, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam menjaga kekayaan tradisi dari ancaman globalisasi.

  3. Membedakan Identitas dari Provinsi Lain di Pulau Jawa
    Saat ini, terdapat tiga provinsi besar di Pulau Jawa, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Dengan mengganti nama "Jawa Barat" menjadi Provinsi Sunda, identitas wilayah ini akan menjadi lebih khas dan berbeda dari provinsi-provinsi lain. Nama Sunda akan menonjolkan kekhasan budaya dan sejarahnya, memberikan posisi unik bagi provinsi ini dalam peta nasional dan internasional.

  4. Memperkuat Kebanggaan Lokal
    Mengganti nama menjadi Provinsi Sunda juga dapat meningkatkan kebanggaan lokal di kalangan masyarakat Sunda. Identitas sebagai bagian dari kebudayaan Sunda yang kaya dan bersejarah akan semakin kuat jika tercermin dalam nama provinsi mereka. Ini tidak hanya akan memperkuat rasa kepemilikan terhadap warisan budaya, tetapi juga mendorong persatuan di kalangan masyarakat untuk menjaga dan merawat kekayaan tradisi mereka.

Dampak dan Implementasi Pergantian Nama

Meskipun pergantian nama tampaknya hanya bersifat simbolis, langkah ini akan memberikan dampak signifikan, baik dari segi budaya, administratif, maupun sosial. Langkah-langkah formal yang harus diambil untuk mewujudkan pergantian nama ini melibatkan berbagai tahapan hukum dan politis:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline