Lihat ke Halaman Asli

Fenomena The Next Gayus

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca Tulisan dari Brana Pandega mengenai Sisi lain Dhana Widyatmika yang saat ini ramai disebut The Next Gayus, memang kasus ini booming di saat yang memang sepertinya sudah direncanakan serta di atur sedemikian rupa.  Banyak media-media terutama media Televisi seperti TV O*e, dan M*Tr* yang menayangkan dengan gamblang, secara terus menerus mengenai sosok Mafia Pajak, khusus berita mengenai Dhana Widyatmika.

Yang membuat saya miris, kasus ini belum terungkap kebenarannya, Kejagung pun baru menetapkan tersangka dan belum di vonis dan dibuktikan apakah Dhana benar melakukan penggelapan atau tidak, tetapi Dhana sudah divonis oleh masyarakat bahwa dirinya adalah seorang KORUPTOR ! terutama setelah di blowup media-media.

Saya memang tidak kenal dengan Dhana Widyatmika tetapi sepertinya memang kasus ini merupakan pengalihan dari kasus-kasus besar.  Sudah jadi rahasia umum bahwa petugas kecil-kecilan seperti Dhana ataupun Gayus lebih cepat diangkat, padahal mereka ini hanya pelaksana

Saya memang tidak kenal dengan Dhana tetapi sepertinya memang kasus ini merupakan pengalihan dari kasus-kasus besar.  Sudah jadi rahasia umum bahwa petugas kecil-kecilan seperti Dhana ataupun Gayus lebih cepat diangkat, padahal mereka ini hanya pelaksana.  Dan seharusnya yang lebih bertanggung Jawab adalah atasan-atasan mereka.  Tetapi kenyataannya belum ada satupun pejabat-pejabat yang notabene dan secara logika pasti terlibat yang dihukum.  Memang benar hukum Indonesia itu Tumpul keatas dan tajam kebawah.  Dengan cepat dan semangatnya melacak kasus-kasus kecil, tetapi kasus besar yang melibatkan pejabat seolah-olah dibuat buta dan lupa.. Kembali ke kasus Dhana, saya membaca beberapa media bahwa dhana ini membuka usaha / bisnis sampingan selain pekerjaannya sebagai PNS, maka dari itu dia bisa sukses seperti sekarang.

Malah kemudian sekarang media menggiring berita mengenai Polemik usaha / Binis seorang PNS.  Media-media sangat provokatif membuat berita-berita yang sangat tidak masuk akal, karena kita tahu PNS itu gajinya berapa?..Orang mungkin bilang banyak tunjangan ini itu, tetapi gajinya maksimal 2,5 juta.  Terkecuali Kementerian yang sudah remunerasi seperti Kementerian Keuangan, tetapi sebagian besar PNS bergaji sebesar itu, dan sangat wajar apabila untuk makan serta kebutuhan hidup PNS memiliki Usaha sampingan diluar pekerjaan.

Tetapi yang tidak boleh adalah usaha/bisnis itu menggunakan kewenangan dan kekuasaan PNS yang dimilikinya.  Saya bingung pernyataan para pakar-pakar dimedia, mengenai pelarangan pns berbisnis apakah mereka tidak berpikir Gaji PNS itu real nya seperti apa?..Bukankah lebih baik memiliki usaha sampingan / bisnis dari pada malah mencari tambahan usaha di lingkungan PNs sendiri, suap misalnya atau KKN.  Pengalaman saya, bahwa teman-teman PNS yang memiliki usaha/bisnis sendiri cenderung di tempat kerja PNS lebih terbuka, lebih berpikiran maju daripada PNS yang membuat usaha sampingan uang dengan suap sana - sini.

Dhana hanyalah korban, korban dari sistem, korban dari issue politik dan korban dari konspirasi yang sudah terpola dan sebetulnya sudah bisa terbaca oleh masyarakat.  Sedang kan media saat ini hanya menjadi alat politik, alat propaganda yang memberitakan suatu berita berdasarkan opini yang dibuat tanpa mengedepankan asas praduga tak bersalah.  Media membuat opini tersendiri, dan akhirnya berhasil membuat isu publik yang padahal mungkin tidak terjadi sesuai kenyataannya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline