Peradaban Islam mengalami puncak kejayaan pada masa Daulah Abbasiyah. Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari Daulah sebelumnya dari Bani Umayyah, di mana pendiri dari Daulah ini adalah Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn al-Abbas Rahimahullah.
Pola pemerintahan yang diterapkan oleh Daulah Abbasiyah berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Dalam Abdurrahman (2002), disebutkan bahwa kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d. 656 H (1258 M).
Tentunya banyak sekali sumbangan ataupun peninggalan sejarah dinasti Abbasiyah yang sangat berharga, salah satunya dalam bidang pendidikan adalah Madrasah Nizamiyah. Madrasah ini didirikan oleh Nizam Al-Mulk (465-485 H), yaitu pembesar zaman Saljuq yang diangkat menjadi menteri oleh Malikusyah As-Saljuq pada pertengahan abad ke-5 Hijriyah.
Madrasah Nizamiyah merupakan madrasah termasyhur di dunia pada waktu itu, karena pertama kali muncul dalam sejarah pendidikan Islam yang berbentuk lembaga pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, dimana pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah (Muthiah, 2011).
Selain itu guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizamiyah adalah ulama besar termasyhur, salah satunya adalah Abu hamid bin Muhammad al-Ghazali, atau biasa disebut Imam Al-Ghazali, yang jasanya sangat besar terhadap perkembangan ataupun peningkatan mutu pendidikan pada masa Daulah Abbasiyah.
***
Kegiatan Belajar Mengajar Imam Al-Ghazali
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i (lahir di Thus; 1058 M / 450 H) adalah seorang filosof dan teolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat abad Pertengahan. Ia sangat mencintai sekali ilmu pengetahuan, itu dibuktikan dengan kesanggupannya meninggalkan segala kemewahan hidup untuk bermusafir dan mengembara demi mencari ilmu pengetahuan. Dan Al- ghazali juga merupakan salah satu guru yang mengajar di Madrasah Nizamiyah (Husni, 2002). Ia terkenal dengan asas mengajarnya, yaitu:
Memperhatikan tingkat daya berfikir anak; Menerangkan pelajaran dengan jelas; Mengajarkan dari yang konkrit ke abstrak; dan Mengajarkan ilmu pengetahuan secara berangsur-angsur.
Selain itu, Ia juga memberikan pendapatnya tentang sifat-sifat yang harus dimiliki oleh peserta didik, di antaranya:
Peserta didik harus memuliakan, menghormati, dan bersikap rendah hati terhadap guru;