Lihat ke Halaman Asli

Teknik Pemaparan Paragraf Jurnalistik

Diperbarui: 16 November 2018   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TEKNIK PEMAPARAN PARAGRAF JURNALISTIK

  • Paragraf Jurnalis Deskriptif
  • Paragraph jurnalistik jenis ini disebut juga paragraf jurnalistik lukisan, yakni melukiskan atau menggambarkan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Jadi paragraf jurnalistik ini bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan itu. Penyajiannya dapat berurutan dari atas kebawah atau sebaliknya, dari depan ke belakang atau sebaliknya, dari pagi ke petang atau sebaliknya, dari siang ke malam atau sebaliknya. Jadi, pelukis untuk paragraf jurnalistik deskriptif ini berkaitan dengan sesuatu yang ditangkap atau dicerap oleh pancaindera, misalnya deskripsi mengenai ruangan kuliah ini, auditorium.
  • Paragraph Jurnalistik Ekspositoris
  • Para jurnalistik ini disebut juga paragraph jurnalistik paparan. Tujuannya adalah untuk menampilkan atau memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan itu. Penyajiannya tertuju  ada satu unsur dari objek itu saja, dan teknik pengembagannya dapat menggunakan analisis kronologis dan analisis ruangan.
  • Paragraf Jurnalistik Argumentatif
  • Paragraph jenis ini sering disebut juga paragraf jurnalistik persuasif. Tujuannya adalah untuk membujuk dan meyakinkan pembaca tenyang arti penting dari objek tertentu yang dijelaskan dalam paragraf jurnalistik itu. Untuk kepentingan-kepentingan propaganda, promosi, demonstrasi, negosiasi, dll. Paragraf jurnalistik argumentative ini banyak digunakan.
  • Paragraph Jurnalistik Naratif
  • Paragraph jurnalistik naratif berkaitan sangat erat dengan penceritaan atau pendongengan dari sesuatu. Paragraph jurnalistik naratif banyak ditemukan di dalam cerita-cerita pendek, novel, hikayat, dll. Tujuan utamanya adalah untuk menghibur para pembaca berpetualang bersama, membawa mereka terbang ke awang-awang karena demikian terpesona dengan apa yang dinarasikan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline