Lihat ke Halaman Asli

Rihandias Tegar P

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Memelihara Kucing yang Menjadi Budaya Populer di Indonesia

Diperbarui: 5 Januari 2023   12:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

International Cat Show (Sumber: Rihandias)

Budaya Populer di Indonesia berdampingan dekat dengan kehidupan masyarakat. Terikatnya budaya populer dalam gaya hidup masyarakat yang sangat melekat karena menjadi sebuah kebutuhan pada masa sekarang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. bahwa budaya populer adalah budaya yang lahir atas kehendak media (Sunarti 2003). Masyarakat atau Khalayak mengetahui berbagai jenis kucing yang lucu dari media sosial melalui jejaring sosial seperti facebook,twitter,instagram,dan lainnya lalu disampaikan lagi oleh media massa untuk disebar luaskan ke ruang publik.

Khalayak terdiri dari satu orang, kelompok, ataupun massa. Khalayak memiliki latar belakang yang berbeda-beda, sehingga perlu dilakukan strategi dalam penyampaian pesan agar pesan dapat diterima oleh target sasaran. Mengenali khalayak merupakan prinsip dasar agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. (McQuail, 2011:145). Dalam hal ini masyarakat tidak bisa lepas dari Media sosial, Media sosial adalah suatu perangkat alat komunikasi yang memuat berbagai kemungkinan untuk terciptanya bentuk interaksi gaya baru. (Chris Borgan, 2010).

Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, banyak masyarakat yang merasa bosan karena adanya peraturan dari pemerintah untuk dirumah saja. Namun hal itu, tidak menjadikan masyarakat untuk berdiam diri dirumah. Mereka memelihara kucing untuk mengurangi rasa bosan dan jenuh karena hanya dirumah saja. Tak hanya memelihara kucing saja, ada beberapa khalayak yang mendirikan sebuah organisasi pecinta kucing yang ada di Indonesia yaitu Indonesian Cat Associaton.

Kalian belum tau apa itu Indonesian Cat Association? yuk simak penjelasannya.

Logo ICA (Sumber: Ica.or.id)

Indonesian Cat Associaton merupakan sebuah asosiasi pecinta kucing yang dibentuk pada tanggal 1 April 2003 oleh para penyayang dan pemerhati kucing di Indonesia melalui Musyawarah yang diselenggarakan di Jakarta dan dibuka secara resmi oleh Kepala Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian yaitu Bapak Prof. DR. Drh. Budi Triakosa. Munas tersebut dihadiri oleh para pemilik, penyayang dan pemerhati kucing dari kota kota besar yang ada di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan lain lain. ICA dibentuk dengan tujuan agar para penyayang kucing di Indonesia mempunyai wadah yang dapat memberikan pelayanan dan pembinaan kepada para anggota secara profesional dan transparan dalam koridor keorganisasian yang sehat. (Ica.or.id).

Untuk anggota ICA sendiri ada bermacam-macam, mulai dari ibu rumah tangga, pegawai negeri, pengusaha, dll. Semua bersatu atas dasar pencinta kucing. Hingga saat ini tercatat ICA sudah memiliki anggota sebanyak 5359 yang tersebar di 30 kota di seluruh Indonesia, serta cattery sebanyak 811 lokasi. (Wahyu, 2022).

Indonesian Cat Associaton setiap tahun selalu menyelenggarakan event untuk kontes kucing ras yang bernama International Cat Show, dengan diadakan event para pecinta kucing semakin antusias untuk mengikuti show. Tetapi show yang diselenggarakan oleh ICA harus memiliki syarat pedigree atau kucing sudah memiliki sertifikat yang terdaftar di organisasi ini.

Ada beberapa kategori untuk kucing ras yang bisa mengikuti International Cat Show, antara lain yaitu Exotic, Bengal, British Short Hair, British Long Hair, American Curl, Maine Coon, Sphynx, dll. Tidak hanya menyelenggarakan kontes show kucing, ada berbagai macam event yang diadakan oleh ICA bagi para pecinta kucing. Pendidikan dan Latihan Grooming, Pendidikan dan Latihan Cattery,dll.

Apa itu Diklat Grooming dan Cattery?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline