Lihat ke Halaman Asli

Ega Ermalia

Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Jaya

Liburan yang Lebih Dalam: Meresapi Makna dari Sekadar Pelarian

Diperbarui: 21 Desember 2023   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pekerja Berlibur : Nirmal Rajendharkumar : Unsplash

"Obsesi adalah di mana sesuatu tidak akan meninggalkan pikiranmu." -Eric Clapton 

Bukankah ini sangat berkaitan dengan tanggal berwarna merah yang selalu ditunggu kehadirannya? 

Sebagai salah satu penduduk perkotaan yang padat akan aktivitas di setiap harinya, kamu pasti selalu memikirkan dan menghitung kapan akan sampai pada tanggal itu. 

Sudah merencanakan tempat apa yang akan dikunjungi, hal apa saja yang akan dilakukan, bahkan tidur seharian juga telah temasuk di dalam rencana hari itu. 

Kemudian, ketika harinya tiba, kamu seakan melepas seluruh beban dalam dirimu. 

Lalu selalu berpikir, "kapan ya bisa seperti ini untuk waktu yang lama?" Ah, memikirkannya saja kamu pasti sudah merasa itu sesuatu yang mustahil.

Sejak bersekolah pun saya merasakan hal yang sama. Saya selalu terobsesi dengan kata "libur" dan tidak ingin hari libur cepat berakhir. 

Sekolah 8-9 jam per hari dengan tugas yang masih harus diselesaikan di rumah, cukup membuat saya kesulitan dalam mengatur keseimbangan hidup. 

Waktu istirahat yang terpakai untuk mengerjakan tugas, bahkan sampai waktu berkomunikasi dengan keluarga yang menjadi sangat jarang. Dan berakhir, saya dapat merasa stres hanya karena waktu luang yang saya miliki sangat terbatas di setiap harinya. 

Bukannya dilebih-lebihkan, namun stres itu memang hadir tersendiri karena kurangnya melepaskan pikiran dari aktivitas hidup yang cukup melelahkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline