Lihat ke Halaman Asli

Ega Asnatasia Maharani

A wanderer soul

Kembali ke Sekolah, Bagaimana Membantu Anak Mempersiapkan Dirinya?

Diperbarui: 13 April 2021   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Pemeriksaan kondisi suhu tubuh di sekolah tersebut untuk mengantisipasi penyebaran virus menular dan siswa yang melibihi suhu lebih dari 37 derajat akan dipulangkan.(sumber: ANTARA FOTO/FAUZAN via kompas.com)

Mendekati tahun ajaran baru 2021, wacana untuk membuka kembali sekolah dan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) kembali menjadi diskusi hangat. 

Entah kita sebagai orangtua memutuskan akan mengambil opsi PTM tersebut atau tidak, penting untuk tetap memperhatikan aspek kesiapan anak kembali ke sekolah. Anak-anak mungkin menunjukkan gejala kecemasan pada periode ini. 

Mereka bisa jadi tidak menunjukkan energi dan antusias yang sama tentang 'bersekolah kembali' seperti pada kondisi normal sebelumnya. Orangtua kemungkinan kurang menyadari hal ini karena tidak seperti anak-anak, mereka justru merasa lega karena hak pendidikan anak perlahan kembali pulih. 

Meskipun para orangtua sudah mengakui mereka bukan guru yang handal di rumah, namun anak-anak sebenarnya sudah membentuk pengalamannya sendiri selama satu tahun terakhir. 

Persepsi mereka tentang school from home bisa jadi berbeda dengan orangtuanya. Itu sebabnya sangat wajar apabila kembalinya mereka ke sekolah tetap akan disertai kekhawatiran, ketegangan, dan pertanyaan.

Kita, sebagai orangtua tentu harus hadir dan ikut berperan mempersiapkan anak merasa nyaman kembali ke sekolah. Beberapa cara yang bisa orangtua lakukan di masa transisi ini:

Anak perlu tahu rencana yang diputuskan untuk mereka. Sama seperti orang dewasa yang akan masuk ke lingkungan kerjanya kembali, anak perlu dilibatkan untuk membuat langkah konkrit apa yang bisa diambil untuk mereka mampu melindungi dirinya sendiri. 

Sebelumnya orangtua dapat berkomunikasi dengan pihak sekolah. Tanyakan dengan detail bagaimana protokol di sekolah sehingga dapat menjadi data awal membuat action plan bersama anak. 

Misalnya, dengan mengetahui kalau pengaturan duduk di kelas akan berubah, kita dapat berlatih di rumah dengan menerapkan jarak aman ini pada posisi duduk.

Persiapkan anak-anak dengan perubahan. Meskipun saat ini banyak orang dewasa dan guru sudah mendapat vaksinasi, namun tidak untuk anak-anak. Artinya mereka masih masuk ke dalam kelompok resiko karena belum terproteksi dari dalam tubuhnya sendiri.  

ucsf.edu

Sehingga mereka tetap perlu diingatkan bahwa untuk perlindungan dirinya, sekolah mungkin tidak akan nampak sama. Akan ada peraturan-peraturan baru, atau mungkin ada rutinitas ekstra yang harus mereka lakukan di sekolah. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline