Suaranya bagai raungan anak macan
Bedanya tidak mencakar-cakar dengan kuku panjangnya
Duduk di bawah dengan ekspresi sedih tertekan
Hilang sudah yang dia sayang katanya
Boneka masih ada, gambar masih di meja
Jangan sampai ku tertuduh karena tingkahnya
Lekaslah tenang, walaupun merasa kehilangan
Wahai adik manis kesayangan
Tiba-tiba ia diam, bangkit dari duduk termenungnya
Berjalan sambil mengusap ingus di muka