Lihat ke Halaman Asli

Ega Edva

Blog Pribadi

Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Menurut Ki Hajar Dewantara

Diperbarui: 18 Oktober 2022   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pendidikan di Indonesia/dokpri

Pada mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia ini, saya dapat banyak belajar mengenai bagaimana menjadi seorang guru yang sesungguhnya. Ki Hajar Dewantara mengajarkan kepada saya, bahwa sebagai guru yang menerapkan prinsip among yaitu a upsah, asih, dan asuh kepada peserta didik, khususnya bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus.

Sebagai guru, saya belajar bahwa pentingnya melakukan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik yang tidak hanya  mengutamakan aspek akademik, melainkan memperhatikan aspek kebahagiaan dan perkembangan mental dan karakternya secara maksimal.

Pendidikan di Indonesia mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu dari era penjajahan hingga saat ini. Konsep pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara pada dasarnya adalah berorientasi pada kebudayaan dan berpusat pada siswa. 

Ki Hajar Dewantara menjelaskan mengenai Asas Tir-con, yang mana perbedaan konsep pendidikan barat tidak semuanya salah, melainkan dapat diambil hal-hal baik yang ada di dalamnya. Sehingga harapannya meski berbeda, kita tetap memiliki ciri khas kebudayaan dan garis lingkaran sendiri yang bersatu dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika.


Filosofi pendidikan dari Ki Hajar mengajarkan bahwa, konsep yang harus ada pada sistem di Indonesia adalah pendidikan yang mengutamakan pada nilai kultural dan nasionalisme. Semua tujuan pendidikan ditujukan ke arah keluhuran manusia, nusa dan bangsa, serta tidak dengan memisahkan diri dari kesatuan kemanusiaan. 

Pendidikan yang ideal menurut beliau utamanya adalah yang bukan hanya berfokus pada daftar-daftar pelajaran serta sistem penilaian dan penghargaan yang berpatokan pada ujian-ujian serta tuntutan yang menghasilkan angka, melainkan pendidikan yang sebenarnya adalah ditujukan untuk perkembangan hidup kejiwaan anak. 

Kaitannya dengan anak berkebutuhan khusus, filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara sangatlah relevan, bahwasanya anak berkebutuhan khusus kemampuannya tidak dapat dipaksakan pada berbagai aspek akademik sesuai dengan standar yang ada, melainkan pendidikan disesuaikan dengan diri anak, yang meliputi karakteristik, kondisi, dan kebutuhan anak untuk mencapai kesatuan kemanusiaan berupa kemandirian.


Slogan pendidikan yang digencarkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Hal ini juga saya terapkan sebagai seorang guru saat mengajar, yang mana saya harus memberikan contoh terlebih dahulu saat anak belum memahami materi yang diberikan, misalnya pada anak berkebutuhan khusus autis yang pernah saya ajar, saat anak belum bisa melakukan sesuatu saya harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk membangun pengetahuannya. 

Kemudian memberikan dukungan saat anak mengalami kesulitan, misalnya saat anak belum bisa menulis secara mandiri, saya sebagai guru melakukan prompting untuk membantu anak minimal dapat memegang pensil. Hal penting lainnya adalah dengan memberikan motivasi dan dukungan positif saat siswa saya mengalami kesulitan melalui pemberian reward berupa pujian , tos, jempol, atau  penguatan positif lainnya.


Hal yang saya lakukan pada kondisi di atas yaitu mencoba untuk memberikan pendidikan yang berpihak pada siswa dengan menerapkan pembelajaran seimbang pada aspek akademik dan non akademik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline