Lihat ke Halaman Asli

Ega Edva

Blog Pribadi

Surat untuk Masyarakat: Adik Saya Meninggal Syahid Tenggelam Jangan Kaitkan dengan Tahayyul

Diperbarui: 5 Februari 2022   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari itu, 30 Januari adalah hari terberat yang pernah saya dan keluarga alami. Kami kehilangan salah satu anggota keluarga kami secara mendadak tanpa aba-aba. 

Adik saya dikabarkan hilang sekitar pukul 15.30 WIB di sungai tepian jalan Desa Mojopilang, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. 

Saat itulah kami masih tidak yakin bahwa yang sedang dalam pencarian adalah adik saya. Namun, ketidakyakinan tersebut seketika sirna dan terjawab karena sepeda adik saya terparkir ala kadarnya di tempat kejadian tenggelam. 

Pencarian hanya membutuhkan 10 menit untuk kemudian adik saya ditemukan. Adik saya ditemukan dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri. Kami masih bersikeras untuk membawanya ke rumah sakit. Meski kami tahu pada akhirnya kabar yang didapatkan adalah kepergian adik saya untuk selamanya.

Ramai pihak media, Kepolisian, dan TNI berdatangan untuk menggali informasi penyebab kematian adik saya. Namun, tidak ada yang tahu pasti kronologi terjadinya peristiwa tersebut. 

Saksi kunci kejadian tersebut adalah teman adik saya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD. Berdasarkan informasi yang ada, adik saya diketahui bermain dengan dua temannya yang lain. 

Satu mengalami kejadian yang sama tenggelam seperti adik saya, namun masih sempat diselamatkan dan saat ini sedang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. 

Satu anak yang lain sehat dan tidak kurang suatu apapun, tetapi kami dari pihak keluarga juga tidak lagi ingin bertanya pada anak tersebut, karena kami tidak ingin ada perasaan kurang enak dengan tetangga dan kami juga sudah ikhlas.

Saya dan keluarga kini telah ikhlas dengan kepergian adik saya. 7 hari kami berjuang untuk mencoba baik-baik saja dan menenangkan hati bahwa saat ini adik telah bahagia di surga Allah SWT. 

Tapi mengapa masih ada sebagian masyarakat yang percaya bahwa adik saya adalah korban tumbal, anak wadal, atau meninggal dibawa kalap. 

Ya Allah astaghfirullah.. Ampuni kami, terangi hati kami, dan teguhkan kami di atas agamamu. Kami yakin bahwa semua ini adalah kehendak-Mu dan tidak ada kaitannya dengan hal-hal tahayyul dan ghaib. Agama kami adalah islam, dan kami percaya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline