Lihat ke Halaman Asli

Lembaran Kisah Kita (2)

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau...

masih saja memagut lengan kiriku,

dari dua bibirmu cerita terus bergulir ;

Udaaa ...

semilir itu membawaku pergi,

melintasi sungai, pulau, juga laut

menyeruak di antara kabut dan debu

berlari dalam sengatan terik matahari

dan palunan malam yang membeku.

Udaaa ...

dari musim ke musim perjalanan kami,

semilir itu makin kehilangan irama

bahkan juga nada.

saat menyapu daun-daun kehidupan

ia tak lagi berdendang ria

apalagi membisikkan cinta.

Udaaa ....

ia biarkan aku mengapung

bersama dua sayap kehidupanku

yang baru tumbuah dalam perjalanan kami,

sementara semilir itu larut dalam angin

tanpa tenaga.

Udaaa ...

aku mengepak dua sayap kehidupanku,

sendiri!!!,

mencoba mencari nada dan irama.

tanpa ia yang kehilangan rasa.

Udaaa ...

lalu aku menangkap bayanganmu

yang melintas di antara kemilau lembayung senja.

aahhh ...

ternyata potret senyum nakalmu

tak pernah bisa kutinggalkan di jalan setapak itu.

(malam Jum'at, menjelang subuh)

Balabaru, 13/1-2012




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline