Jakarta, 27 Februari 2023
Sepanjang hidup, manusia bertanya pada diri mereka sendiri satu pertanyaan abadi: bagaimana cara menikmati hidup? Bila perut menyusut lapar, orang akan menelan makanan. Saat mulut kering merintih kehausan, air akan menyembuhkannya.
Namun, hidup memiliki cahaya menyala dan lentera penerang di dalam kegelapan daripada sekadar rutinitas menyelamatkan tubuh lewat asupan makanan dan minuman.
Di sisi lain, tampaknya tidak begitu penting, selalu bersembunyi, tetapi di saat itu juga kehidupan kembali hadir dalam imajinas masa lalu ketika orang-orang merindukan sesuatu yang lebih indah.
Pertanyaan tentang cara menikmati hidup memiliki kekuatan yang ajaib, yang mampu merangsang pikiran untuk mencari dan memperhatikan apa-apa di sekitar tanpa batas.
Dalam kisah yang aku tuliskan ini, setidaknya akan ada sebagian hal yang akan ditangkap.
Cara paling sederhana menjalani kehidupan adalah dengan berimajinasi. Kita berada dalam realitas yang tidak dapat diganggu-gugat sebagai ketetapan, tetapi di bagian lain, kita menggunakan akal untuk berimajinasi demi menjauh dari realita yang buruk.
Sekarang usiaku menginjak 30 tahun. Sebuah angka yang membuat aku mengetuk lembar demi lembar perkara hidup.
Satu kepastian bahwa aku meninggalkan masa muda selamanya. Dalam arti, aku kehilangan alasan agar orang lain mau memaklumi segala tindakanku.
Aku memasuki usia dewasa dan harus bertanggung jawab atas segala perbuatan, menjalani semua dengan kehati-hatian bahwa aturan sosial dan hukum harus dipatuhi.