Dunia pernah mengalami penderitaan hebat ketika wabah hitam atau black death terjadi pada abad ke-14. Wabah dengan penyakit pes menularkan kematian dari gigitan tikus ataupun pasien yang sudah terinfeksi.
Korban terbanyak ditemukan di dataran Eropa yang secara signifikan menurunkan populasi. Kematian mencapai 75 juta orang, sekitar dua pertiga hingga tiga perempat populasi.
Wabah diketahui melanda sebagian warga di negara Asia dan Timur Tengah yang menambah perkiraan korban jauh lebih besar secara keseluruhan.
Wabah hitam kembali berlanjut pada abad ke-17. Inggris adalah salah satu negara yang pada periode tersebut menerima keganasan penyakit ini.
Kematian yang sangat cepat dengan tanda-tanda mengerikan pada tubuh korban. Memar hitam di permukaan kulit, demam, muntah, dan kejang-kejang.
Bau tak sedap menyengat dari korban terinfeksi. Kengerian semakin membesar karena banyak orang tak mengetahui apa yang sebenarnya mereka hadapi yang menyebabkan penularan terjadi dengan cepat dari satu orang ke orang lain.
Orang-orang meyakini bahwa datangnya wabah hitam adalah hukuman dari Tuhan untuk dosa-dosa manusia sehingga mereka harus bertobat.
Namun beberapa orang meyakini wabah berasal dari udara yang beracun.
Mereka yang mampu membeli pomander yang diisi rempah-rempah atau membawa bunga yang harum. Kota dibersihkan dari sampah untuk menghilangkan bau menyengat.
Wabah di Inggris terkonsentrasi di kota London. Historic UK mengatakan, para bangsawan dan Raja Charles II sempat melarikan diri dari Ibu Kota ke perkebunan mereka.
Orang-orang miskin dan tak berpendidikan dibiarkan berjuang sendirian menghadapi musuh paling menakutkan. Wabah hitam tak menguntungkan bagi mereka yang tak berpunya.