Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Counter Attack untuk Haters, Harus Tobat Bully PSG

Diperbarui: 20 April 2021   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paris Saint-Germain. (Foto: Twitter/PSG_inside)

Paris Saint-Germain (PSG) menolak berkompetisi di European Super League, gelaran tandingan terhadap UEFA yang dibentuk klub elit Eropa.

Ada banyak pertanyaan tertingaal atas keengganan Paris mengikuti jejak 12 klub Super League. Rumor terbesar adalah pengaruh sang bos Nasser Al Khelaifi.

Sebagaimana diketahui Nasser Al Khelaifi memiliki jabatan lain di luar PSG. Ia adalah chairman BeIN Media Group yang memegang hak siar Liga Champions dan juga Komite Eksekutif UEFA.

Dengan kata lain, tak mungkin Nasser Al Khelaifi membawa Paris ke kompetisi tandingan UEFA yang bakal mempengaruhi tayangan Liga Champions di BeIN Sport miliknya.

Namun, apapun dugaannya, palu sudah diketok. Genderang perang UEFA dan "klub pemberontak" ditabuhkan dan tampaknya sulit dihentikan setelah Super League diumumkan dua hari lalu.

PSG punya keuntungan untuk memenangkan trofi Liga Champions musim ini setelah tiga semifinalis lainnya, Manchester City, Real Madrid, dan Chelsea terancam mendapat sanksi berat akibat keikutsertaan mereka di European Super League.

Fakta menariknya, Paris Saint-Germain secara tak langsung melakukan serangan balik untuk menepis tudingan orang-orang selama ini yang menuduh PSG adalah klub tanpa jiwa yang dibutakan oleh uang.

Ejekan tersebut diberikan setelah Qatar Sport Investment mengambilnya alih klub pada 2011 silam. Kucuran dana segar mengalir untuk menyulap Paris menjadi klub raksasa yang diperhitungkan.

Karena itu, media menambatkan julukan kepada PSG sebagai kesebelasan "oil money" merujuk negara Qatar yang merupakan negeri penghasil minyak terbesar dunia. Julukan oil money juga diberikan kepada klub lain yang diakuisisi perusahaan minyak seperti Manchester City dan Chelsea lewat taipan Roman Abramovich.

"Saya masih memiliki pemikiran kepada pendukung Barcelona, Real, Juventus, atau United yang sepanjang tahun mengatakan kepada kami bahwa PSG adalah klub tanpa jiwa dan dibusukkan oleh uang. Apakah mereka bisa menjelaskan jiwa klub mereka sekarang kepada kami?" tulis Nicolas Puirivau, pendukung PSG sekaligus CEO Adventure Pro lewat akun Twitternya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline