Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Prancis Resmi Larang Sedotan Plastik, Peluang untuk Pengrajin Indonesia

Diperbarui: 3 Januari 2021   05:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedotan plastik. (Foto: Christopher/Pexels)

Pemerintah Prancis resmi melarang penggunaan sedotan plastik sekali pakai per 1 Januari 2021. Langkah ini adalah implementasi dari peta jalan pengurangan limbah dalam loi anti gaspillage yang diadopsi pada 30 Januari 2020 lalu.

Selain sedotan plastik, UU tersebut juga mencakup pembatasan penggunaan botol plastik, wadah makanan berplastik, gagang balon berplastik dan lain-lain.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kementerian Ekologi Prancis menyampaikannya melalui akun Twitter masing-masing.

"2021 commence avec (notamment) 7 bonnes nouvelles. [...] De nouveaux produits plastiques usage unique sont dsormais interdits : pailles, couverts, bouteilles d'eau dans les entreprises ...

(2021 dimulai dengan 7 kabar baik. [...] Produksi plastik sekali pakai dilarang: sedotan, alat-alat makan, botol air kemasan ...)" cuit Presiden Emmanuel Macron, 1 Januari 2021.

Media Le Figaro melaporkan, sedotan plastik diganti dengan sedotan baja/stainless steel, sedotan kertas dan sedotan bambu yang dapat digunakan lebih dari satu kali.

Dibanding sedotan baja dan kertas, sedotan bambu memiliki keunggulan ramah lingkungan karena proses pembuatannya tidak mengeluarkan banyak energi.

Kabar larangan penggunaan sedotan plastik sekali pakai merupakan peluang untuk pengrajin Indonesia. Artinya, kebutuhan sedotan bambu di Prancis akan mengalami peningkatan.

Para pengrajin sedotan bambu Indonesia bisa meluaskan pasar penjualan mereka ke Prancis.

Mengutip Indonesia.go.id, sedotan bambu Indonesia selama ini diekspor ke Inggris, Jepang, dan Australia. Keunggulan lain untuk sedotan bambu adalah sedotan bisa dipakai sebanyak 10 kali pemakaian. Perawatannya juga terbilang mudah karena bisa dicuci dalam kukus selama 15 menit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline