Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Kuatkan Petani dan Nelayan dalam Melawan Pandemi Corona

Diperbarui: 4 April 2020   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Nelayan (Foto: Kompas.com)

Pandemi corona mengguncang dunia. Tidak seorang pun menduga kehadirannya yang sangat cepat dan tiba-tiba.

Keadaan saat ini menjadi paradoks. Kita hidup di era globalisasi dan digitalisasi yang menuntut segala tindakan diukur dengan kecepatan. Namun, dalam sekejap waktu, semua orang sekarang harus berhati-hati.

Ini sebuah konsekuensi logis ketika pandemi datang. Ada kekhawatiran terhadap badan. Informasi sebagai asupan otak yang menyebar cepat tidak terlalu dibutuhkan. Keakuratan dan poin utama sangat dinantikan. 

Kita seperti kembali ke era-era konservatif sebelum digitalisasi. Berterimakasihlah kepada paradoks karena kita mempunyai waktu untuk merefleksikan eksistensi manusia dan kehidupan yang menyala. Manusia pulang ke asali, seperti bayi yang melihat dunia kali pertama dalam ketelanjangannya.

Pandemi corona setidaknya memeras otak manusia untuk menghindari dua pukulan telak terhadap dunia kesehatan dan perekonomian.

Pada kesempatan ini, saya akan membahas imbas terhadap sektor perekonomian. Beberapa akademisi dan ekonom mengungkapkan perkiraan umum bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini terkoreksi di bawah 5%.

Sektor keuangan mencari solusi terbaik dari kemungkinan perputaran uang yang terganggu. Demikian juga sektor riil di mana partisipasi dan kontribusi masyarakat cukup banyak terlibat di dalamnya.

Semua lini di sektor riil hampir terpukul akibat pandemi corona. Perindustrian dan perdagangan mendapat tekanan dari menurunnya aktivitas dan pergerakan lalu lintas barang dan jasa, sunyinya keramaian dari manusia.

Mari melihat ke lini yang paling dekat dengan keseharian kita, yaitu orang-orang yang berprofesi sebagai pedagang kelontong, pembuat tahu-tempe, sopir angkutan umum. Kalangan menengah ke bawah sangat rentan akibat perubahan ini.

Syukurlah, pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan insentif untuk mengurangi tekanan akibat corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline