Ini adalah catatan perjalanan saya dari Jakarta menuju Medan, Sumatera Utara menumpang bus Antar Lintas Sumatera (ALS), Kamis (17/1/2019). Kali ini, saya mengulas perjalanan bus sejak keberangkatan dari kantor ALS di Jatinegara sampai ke Pelabuhan Merak.
Selain mengangkut penumpang bus ALS yang saya tumpangi juga membawa sejumlah barang atau sering disebut paket kiriman. Hal ini memang umum diperlihatkan oleh bus-bus yang menuju ke kota-kota di pulau Sumatera. Barang-barang itu dimasukan ke dalam bagasi bus atau diletakan di atap bus.
Pada perjalanan ini, bus ALS mengangkut sebuah sepeda motor bebek bertransmisi manual. Pertanyaannya, di manakah motor itu akan diletakan? Sekiranya, pertanyaan itu sempat dipikirkan oleh awak bus.
Singkat cerita, motor diputuskan untuk dimasukkan ke dalam bagasi. Karena kapasitas bagasi cukup kecil untuk ukuran sepeda motor, awak bus mencari akal. Roda depan sepeda motor pun dilepas, sementara roda belakang tetap pada posisinya semula. Motor itu terlihat beroda satu, menurunkan tinggi sepeda motor pada bagian depan. Sepeda motor pun dapat menyesuaikan tinggi bagasi bus.
Meski harus bersusah sedikit melepas roda, cara ini berhasil. Sepeda motor itu akhirnya nangkring di dalam bagasi.
Setelah barang ekspedisi terangkut dan semua penumpang sudah menempati tempat duduk sesuai yang tertera dalam tiket, bus selanjutnya meninggalkan kantor pukul 13.20 WIB, masuk ke Jalan Pemuda hingga akhirnya masuk ke ruas tol dalam kota melalui pintu tol Cawang.
Di ruas tol, bus berjalan seperti bebek, pelan beud. Bukan karena masalah mesin, namun kondisi arus lalu lintas di ruas tol macet tidak terkirakan hingga pintu tol Tebet. Saya dan penumpang lainnya tertahan di Jakarta, satu jam lamanya.
Syukurlah, beberapa meter selepas pintu tol Tebet, pukul 14.25 WIB bus perlahan-lahan dapat berjalan lega. Saya juga dapat menyaksikan gedung DPR/MPR Senayan dari balik kaca bus.
Bus kemudian mengaspal di ruas tol Jakarta-Tangerang untuk sampai ke Pelabuhan Merak. Di sini, arus lalu lintas lancar, bus melaju dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam. Kebetulan saya duduk di bangku paling depan, tepat di belakang supir sehingga saya dapat melihat keadaan di dalam dan luar bus secara leluasa.
Bus akhirnya keluar dari pintu tol Merak dan singgah di salah satu rumah makan pada pukul 16.02 WIB. Sepanjang perjalanan, ada dua supir dan dua kondektur yang secara bergantian mengendalikan kemudi bus.
Setelah kurang lebih 20 menit lamanya beristirahat, sopir bus yang memeberangkatkan kami dari Jakarta bertukar posisi dengan sopir kedua. Lekas sopir ini mengemudikan bus menuju Pelabuhan Merak yang jaraknya berdekatan dari rumah makan yang disinggahi tadi.
Bus memasuki kapal feri melalui dermaga 6, pukul 16.50 WIB, dengan tujuan pelabuhan Bakauheni, Lampung. Suasana laut yang agak berombak tidak mengubah suasana teduh di atas kapal. Segelas white coffee seharga Rp10.000 dari ruang pantri kapal menambah nikmat sore hari ini.
Sekitar pukul 19.00 WIB, bus keluar dari Pelabuhan Bakauheni, melanjutkan perjalanan ke Bandar Lampung. Lalu pada pukul 00.00 WIB, bus singgah di RM Taruko Jaya 2, Kotabumi, Lampung Utara.
Catatan perjalanan selanjutnya akan saya tuliskan sesegera mungkin karena perjalanan menuju Medan diperkirakan membutuhkan waktu selama tiga hari. Semoga tidak banyak momen yang terlewatkan saat saya tidur nanti. ^_^