Hanya saja kulihat sekali
terbenam matahari. Sahut pandangku,
masihkah aku boleh tersenyum
senja yang menulisnya sukacita
juga baginya lebih angkuh dari malam padam
Kenapa bagiku? Semalam
Yaitu: pesan berkira lain
dibawamu segera
berganti keadaan yang sadar
tertutup langit di antara mana yang sedang
untuk apa sekarang bertanya-tanya
Untuk keraguan lebih dari sangka
aku tidak mau berangkat baiknya
nyata-nyata yang termasuk itu keliru
kulihat sekali, sekali lagi tanpa curiga
akhirnya ragu kutinggal dalam pikir
Pada apa berakhirnya
apa aku bertanya
masih kupikir masih
ada besok sampai kedua kalinya terbenam
Berakhir, terbenamlah sungguh-sungguh
tega berdiri, dibiarkan lama
karena itu aku
Benar maka aku minta
terbenam sampai kau merendah hati
tak lama ke ujung, senja pun datang
kenapa? Malamku sungguh yang berbeda kala ini
Medan, 15 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H