Lihat ke Halaman Asli

Efrem Siregar

TERVERIFIKASI

Tu es magique

Jakarta Bukan Solo

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13953791121491557426

Ketika Jokowi jadi capres, komentar muncul di sana-sini. Masyarakat, tidak hanya di Jakarta, menaruh perhatian besar terhadap pencapresan Jokowi. Baik kritik pedas maupun pujian, semuanya dialamatkan pada Jokowi.

[caption id="attachment_327669" align="alignleft" width="300" caption="Foto : jak-tv.com"][/caption]

Tulisan Herry Sancoko di kompasiana, 21 Maret 2014,yang menceritakan etika berstandar menarik untuk dibaca. Ada etika berstandar ganda yang dilihat Herry sebagai takut kehilangan yang bermakna ganda.Di satu sisi, masyarakat masih ingin agar Jokowi memimpin Jakarta, sementara di sisi lain, ada yang takut kehilangan suaranya di pemilu nanti.

Barangkali pula, masyarakat Jakarta tidak ingin berbagi nikmat dengan masyarakat luar lainnya. Tetapi saya tidak ingin beropini lebih jauh untuk masalah ini. Jelasnya, masyarakat Jakarta seperti tidak rela bila Jokowi menjadi capres, sampai-sampai ada yang menganggap, kalau Jokowi jadi capres, Jakarta cuma diberakin.

Itu untuk Jakarta. Lalu, bagaimana dengan masyarakat di luar Jakarta ? Apakah mereka juga memberi kritik yang sama pada Jokowi ?

Dari beberapa capres yang sudah mengudara, mungkin, tidak ada yang bisa melaju di depan Jokowi. Beberapa kali survey pun, bahkan sebelum ada wacana pencapresan Jokowi, elaktibilitas Jokowi masih unggul dari nama-nama lainnya.

Artinya apa ? Indonesia memang butuh sosok seorang Jokowi! Walaupun tidak merasakan langsung kepemimpinannya, masyarakat terlanjur simpati kepada Jokowi karena beberapa pemberitan di media. Bahkan, ini lah jalan bagi pemilih golput berani bersuara di permilu nanti. Siapa tahu, mereka memilih agar Jokowi jadi presiden, atau malah sebaliknya, Jokowi tidak jadi presiden supaya lebih dulu menanggungjawabi Jakarta.

Tidak ada yang bisa meramal dengan pasti Jokowi kedepannya. Pencalonannya sebagai Gubernur Jakarta dulu pun merupakan gambaran kecil sekarang. Menuju Jakarta Satu, padahal masih menjabat Walikota Solo.

Tetapi, saya memang terlalu dangkal menganalogi demikian, karena secara kultural, Solo tidak sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia.

Jika demikian, apakah masyarakat Jakarta akan sama seperti masyarakat Solo, rela melepas kepala rumah tangganya untuk dicapreskan ?

Entahlah. Yang jelas, sejarah akan membuktikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline