Lihat ke Halaman Asli

Efrain Limbong

TERVERIFIKASI

Mengukir Eksistensi

Tiga Modal Utama Legacy Kepemimpinan Jokowi

Diperbarui: 22 Oktober 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Legacy Kepemimpinan Jokowi | ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A via Kompas.com

Joko Widodo (Jokowi) telah resmi mengakhiri masa tugasnya sebagai Presiden selama sepuluh tahun, sekaligus menyerahkan estafet kepemimpinan kepada Presiden yang baru Prabowo Subianto bersama wakilnya Gibran Rakabuming Raka.  

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpiliih periode 2024-2029 dilaksanakan tanggal 20 Oktober 2024 dalam sidang paripurna MPR RI di gedung parlemen Senayan. Dihadiri oleh sejumlah tokoh dan undangan, termasuk mantan Presiden dan Wakil Presiden RI.

Satu dekade memimpin negara, bukan waktu yang singkat untuk Jokowi dalam membangun Indonesia Maju, sesuai visi misi yang diemban. Rentang waktu tersebut, menjadi tolak ukur terhadap apa saja capaian dan keberhasilan yang sudah dilakukan selama menjabat.

Jokowi bersama Prabowo pada acara prosesi pelantikan di gedung parlemen Senayan. | Dok Sekertariat Presiden


Sekaligus menjadi legacy (warisan) yang selanjutnya menjadi pijakan bagi Presiden dan Wakil Presiden yang baru, guna meneruskan apa saja yang belum tuntas. Serta menata yang tertinggal dan memperbaiki yang kurang.

Legacy dimaksud berupa modal fisik, sosial dan kepercayaan dalam masa pemerintahannya. Tiga modal tersebut terkonversi dalam bentuk capaian kinerja yang telah disampaikan oleh Jokowi pada pidato HUT ke 79 Kemerdekaan RI dalam sidang tahunan MPR RI bulan Agustus 2024.

Adapun modal fisik berupa sarana dan infrastruktur yang sudah dirasakan dan dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia. Pembangunan infrastruktur dalam dimensi Indonesia Sentris, dilakukan secara masif di berbagai daerah di Indoesia.

Dalam 10 tahun roda kepemimpinan Jokowi, telah dibangun 366 ribu kilometer jalan desa, 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, serta 6.000 kilometer jalan nasional. Juga pembangunan 50 pelabuhan dan bandara baru.

Adanya pembangunan tersebut, berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2023. Di mana Indonesia bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024.

Selain itu telah membangun 43 bendungan baru, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru. Di akhir masa jabatannya, Jokowi masih sempat meresmikan bendungan Lausememe di Sumatera Utara. Bendungan tersebut berfungsi untuk mengairi persawahan dan ketersediaan air baku untuk masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline