Lihat ke Halaman Asli

Efrain Limbong

TERVERIFIKASI

Mengukir Eksistensi

Dimensi Kemandirian Pangan dalam Debat Cawapres

Diperbarui: 24 Januari 2024   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Shutterstock via Kompas.com

Persoalan pangan menjadi materi menarik dalam debat keempat Calon Wakil Presiden (Cawapres). Mulai dari pupuk hingga irigasi, serta dari mesin peralatan hingga impor pangan, turut dibahas dalam debat tersebut.

Hampir seluruh instrumen yang terkait isu pangan tak luput dari pembahasan. Para cawapres sepertinya sudah mempersiapkan diri dengan baik, agar jangan sampai tergerus dalam membahas tema tersebut.

Pembahasan soal pangan tentu urgen karena berkaitan dengan hajat hidup rakyat Indonesia. Serta berkaitan dengan stabilitas sebuah negara yang kokoh kemandirian pangannya, sebagaimana diamanatkan dalam UU No 18 tahun 2012 tentang Pangan.

Di mana menyebutkan, kemandirian pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

Seluruh cawapres sudah menyampaikan gagasan dan program tentang kemandirian pangan dalam debat kemarin. Juga sudah menawarkan gagasan dan program yang akan dilakukan tentang isu pangan kepada publik jika terpilih nantinya.

Tentu terpulang kepada rakyat Indonesia, untuk bisa menilai mana cawapres yang paling bernas dalam membahas soal pangan. Serta mana gagasan dan program yang relevan dengan kemandirian pangan untuk lima tahun kedepan.

Infrastruktur yang memadai turut mendukung terwujudnya kemandirian pangan di daerah. (Dokumentasi pribadi)

Keterlibatan Peran Pemerintah Daerah

Tentu tidak banyak waktu bagi cawapres dalam sesi debat mengeksplorasi gagasan dan program tentang pangan. Waktu yang terbatas membuat cawapres hanya menyampaikan garis besarnya saja, agar bisa ditangkap oleh publik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline