Lihat ke Halaman Asli

Efrain Limbong

TERVERIFIKASI

Mengukir Eksistensi

Aksesoris Natal dan Kesadaran Toleransi Beragama

Diperbarui: 14 Desember 2023   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberadaan aksesoris Natal terlihat di ruang publik Kota Solo. Dokumentasi Pribadi

Setelah sekian lama penasaran, akhirnya melihat dengan mata kepala sendiri keberadaan aksesoris Natal di ruas jalan Kota Solo, di awal bulan Desember 2023 ini.

Rasa penasaran mencuat karena tahun 2022 lalu hanya melihat dari media sosial, terkait keberadaan aksesoris Natal di ruas jalan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Saat itu narasi tentang Solo sebagai Kota toleransi mendominasi media sosial dan media arus utama, karena sikap inklusif Pemkot Solo menghadirkan aksesoris Natal di ruang publik.

Padahal keberadaan aksesoris Natal apalagi di bulan Desember, rentan menghadirkan pro kontra di kalangan masyarakat. Bahkan bagi kalangan yang kontra, menjurus kepada pendegradasian pemasangan aksesoris Natal.

Namun di Solo dimana umat Kristiani sebagai minoritas, toleransi bagi yang merayakan Natal justru diapresiasi lewat pemasangan aksesoris Natal di ruang publik. Sebagaimana yang terlihat di ruas jalan kota tak jauh dari Balaikota Surakarta.

Tentu apresiasi patut ditujukan kepada Pemkot Solo yang berinisiatif memfasilitasi keberadaan aksesoris Natal, guna mengapreasi warga Kristiani di Solo yang merayakan Natal di Bulan Desember ini.

Juga kepada masyarakat Solo atas sikap dan kesadaran toleransi menerima keberadaan aksesoris Natal tersebut di ruang publik. Terlebih kepada para pemuka agama di Solo yang pastinya intens membangun dialog inklusif, demi mewujudkan kerukunan dan toleransi beragama.

Aksesoris Natal di ruang publik Solo dalam rangka menyambut Natal. Dok Pri

Saya yakin tanpa sikap inklusif dari unsur pemerintah, pemuka agama serta masyarakat Solo, maka kehadiran aksesoris Natal di ruang publik tak akan terealisasi. Karena hanya dengan mengembangkan sikap inklusif dan toleransi, sekat perbedaan bisa diretas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline