Setelah menyusuri jalan setapak yang berupa jalan tanah di siang hari, akhirnya langkah saya dan rekan-rekan terhenti di deretan pondok sederhana yang berada di areal kebun salah satu desa di Kabupaten Morowali Utara.
Ada sekitar enam atau tujuh pondok sederhana berjejer di areal kebun tersebut yang dihuni oleh sejumlah orang, baik orang dewasa maupun anak-anak. Mereka tampak familiar hidup bersama di pondok sederhana tersebut.
Oleh salah seorang pemilik pondok, kami disambut dengan ramah dan dijamu kuliner lokal berbahan baku sagu, juga ubi rebus serta tentu saja segelas kopi hitam. Kami menikmati sajian tuan rumah yang dihidangkan dengan penuh hospitality.
Sembari menikmati kuliner, saya melayangkan pandangan ke areal kebun yang terbentang di hadapan kami. Ada sejumlah tanaman komoditi seperti pisang dan ubi. Ada juga tanaman berupa kayu jati yang tegak berdiri di halaman depan pondok.
Oh ya, ubi rebus yang kami santap berasal dari lahan kebun tersebut. Oleh tuan rumah, bibit ubi yang ditanam berasal dari daerah Wana di Kabupaten Morowali, Utara Sulawesi Tengah. Makanya dinamakan ubi Wana. Rasanya beda dengan ubi lain yang pernah saya santap. Terasa lebih nikmat.
Pondok tempat kami rehat benar-benar sangat sederhana. Lantainya masih beralaskan tanah. Atapnya pun berbahan nipa. Dindingnya juga dari tripleks. Walau sederhana, tapi karena berada di areal kebun, cukup nyaman untuk sekedar rehat. .
Meski sederhana, warga penghuni terlihat bahagia. Anak-anak terlihat enjoy dengan aktivitas yang digelutinya. Sepertinya mereka betah beradaptasi dengan lingkungan yang jauh dari keramaian tersebut.
Tak beberapa lama, sejumlah orang muda penghuni pondok beranjak pergi dengan sepeda motor untuk melaksanakan aktivitas keseharian, yakni menjadi pekerja di PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) yang berlokasi di Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara.