Lihat ke Halaman Asli

Efrain Limbong

TERVERIFIKASI

Mengukir Eksistensi

Langgam Sukarnois, Geopolitik Regional dan Piala Dunia U-20

Diperbarui: 29 Maret 2023   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Bali I Wayan Koster. Doc Ig Wayan Koster

Drawing Piala Dunia U-20 yang seyogyanya dihelat di Bali tanggal 31 Maret 2023 resmi dibatalkan oleh FIFA, tanpa ada kepastian kapan drawing akan digelar ulang.

Sebelumnya Gubernur Bali I Wayan Koster menyampaikan penolakan terhadap Timnas Israel bertanding di Bali, beberapa hari sebelum drawing akan digelar. Penolakan disampaikan lewat surat resmi ke Menpora.

Bisa jadi inilah salah satu pertimbangan, sehingga FIFA resmi membatalkan agenda drawing di Bali. Karena tidak mungkin delegasi Israel tidak ikut serta diantara 23 delegasi lainnya yang lolos piala dunia U-20 untuk melakukan drawing.

Publik tanah air terkejut, saat I Wayan Koster secara mendadak menolak kehadiran Timnas Israel. Sang Gubernur membuyarkan ekspektasi publik yang berharap Bali menjadi home base yang aman bagi Timnas Israel, atas adanya penolakan dari sebagian kalangan.

Narasi yang dipakai I Wayan Koster bukan soal jaminan keamanan, juga bukan stigma agama. Namun soal kebijakan politik Pemerintah Indonesia yang tidak sesuai dengan kebijakan politik Israel, atas pendudukan terhadap Palestina.

Dalam sudut pandang I Wayan Koster, kebijakan politik Israel terhadap Palestina telah menimbulkan masalah serius politik regional. Karena itulah Pemprov Bali menolak Israel bertanding di Bali.

Dasar kebijakan politik Pemerintah Indonesia yang menjadi alasan I Wayan Koster, tentu berangkat dari komitmen dan pengalaman Presiden Sukarno yang pernah menolak kehadiran Tim Israel pada Asian Games tahun 1962 di Jakarta.

Sebagai pengikut ajaran Bung Karno (Sukarnois), maka langgam keteladanan Bung Karno dalam komitmen bernegara, tentu menginspirasi setiap gerak langgam seorang I Wayan Koster. Terutama aspek yang bertentangan dengan amanat UUD 1945 yakni penjajahan di muka bumi.

Sebagai kaum Sukarnois, maka I Wayan Koster tentu paham betul langgam dan skim Sukarnois yang menghendaki tata pergaulan dunia yang humanis, egaliter dan bebas dari penjajahan. Jadi agak naif juga jika menuding sikap mendadak I Wayan Koster, hanyalah demi kepentingan politik 2024 semata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline