Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Puisi | Oase yang Hilang

Diperbarui: 2 November 2019   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan belum juga datang hingga menggenang,oase bagi kekeringan kubutuhkan,lalu diriku mendaki perjalanan panjang penuh keterjalanan,rumput dan padang ilalang yang kering kerontang,gurun pasir yang membentang memanaskan kepala ,jiwa yang kehausan

Di ujung sana sebuah oase begitu menggoda,yang kudatangi penuh aral melintang,menggoda dan butiran kesejukan langsung berada dalam angan dan sebuah penantian,pantulannya dari kejauhan begitu menyejukkan bahkan saat belum menyentuh airnya

Lalu diriku melihat geleparan ikan,air bening yang begitu jauh terbentang saat diriku datang menghempaskan rintangan ternyata hanya kepalsuan,meracuni kebeningan dengan kekelaman,lalu terhenyak pergi menuju oase lain yang diriku pikir tidak sebening tempatku datang,pohon-pohon tumbuh subur di sekitaran,oase yang hilang telah diriku temukan dalam wujud yang tiada terduga,seperti kalimat yang bergaung di setiap ujung cakrawala jangan pernah salah menilai sesuatu dari sampulnya sebelum benar-benar mengenalinya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline