Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Puisi | Lima Pria

Diperbarui: 7 September 2019   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Lima pria berada di dekat nisan ayahnya, lima pria yang berjaya kecuali satunya,si bungsu yang dianggap merana dan sengsara

Keempatnya sedang berjibaku soal harta,si bungsu terpekur lesu kehilangan tulang-tulang di tubuhnya,lemah lunglai terasa,kehilangan dan kegelapan mengitari hari-hari muram menjelang sebuah kehilangan

Tanah masih belum kering,langkah masih belum keluar dari tempat ayah mereka ditinggalkan sendirian,si bungsu masih tetap menekuri tanah merah,berharap bisa melakukan sesuatu 

Empat saudara pria bersitegang,yang menang tambah menang,si bungsu kehabisan,empat tangan dengan keserakahan,merenggut hak  yang dia dapatkan

Meredam diri dalam sepi,menuntaskan keiklasan hari demi hari,memprotes tiada hendak dia lakukan,biarlah semua menjadi perjalanan dalam himpitan penderitaan dan kekurangan,injakan kekayaan dan kebanggaan empat kakak lelakinya

Waktu berjalan tiada sia-sia,keiklasan merambah segala warna,tanpa warisan haknya yang direnggut darinya,tiada mengapa,pasti ada penolong,itu yang diyakininya,anak-anaknya berhasil semua

Roda berputar dengan tahun-tahun berat didakinya,tanjakan tinggi dilaluinya sekeras hati,tanjakan dan tangga lebih tinggi dari empat saudara lelakinya,yang pada akhirnya hangus semua warisan yang direbutnya,menolong mereka pada akhirnya,membalas mereka layaknya saudara,membalas dengan semua keiklasan dan kebaikannya,karena hatinya sudah rela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline