Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Jejak-Jejak Damba yang Telah Tiada

Diperbarui: 21 Agustus 2019   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kala biasa kuukir tatapan lewat jendela di ujung sana,yang lalu pelan terhapus oleh kabut dan awan yang menghapus semua bayang tentang sebuah wajah

Terlalu banyak goretan dan aturan yang menekan, lalu sayapku terpatah tak bisa terbang, bagai burung kehilangan kepak-kepak sayapnya, bukan menjadi dirinya

Terlalu sedih mengapa kabut dan awan begitu tebal,menghapus jejak damba yang kian lama kian kerontang,bagai tanah dengan rekahannya kekurangan titik air hujan saat membutuhkannya

Rasa damba yang telah tiada, terkubur dalam  jejak-jejak kesuraman dan ketidakbahagiaan,kala tautan saling pengertian telah dilepaskan,  satu dominasi menghantui sebuah hubungan dengan keposesifan,  jejak-jejak damba yang telah tiada kian terasa, saat dua hati tak bisa bersua ke depannya

#puisianakmuda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline