Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Para Pemusik yang Mendapatkan Rezeki Berkat Berkembangnya Pariwisata di Yogya

Diperbarui: 12 Agustus 2019   14:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Beberapa saat yang lalu para pemusik jalanan, baru ada satu  atau dua yang bermain di lampu merah baik perempatan atau pertigaan kota  mereka di trotoar jalan, musik yang dominan dengan kulintang dan juga dilengkapi drum 

Begitu juga ketika semakin pesat perkembangan  Malioboro sejak dibenahi trotoarnya, beberapa pemusik atau istilahnya pemusik jalanan, meramaikan hampir beberapa spot trotoar jalan Malioboro yang merupakan jantung kota Yogyakarta tersebut.

Entah mereka menetap di depan warung lesehan untuk menghibur pembeli yang sedang makan, atau ada di trotoar yang sudah bebas dari parkir kendaraan bermotor, yang dipindahkan di taman Abu Bakar Ali

Dari utara, pemusik semacam band atau grup keroncong atau campur koes plusan ada di Loco selatan Stasiun Tugu (khusus entertainer), ada juga di lesehan utara pintu gerbang hotel Inna Malioboro, lalu ada yang di depan lesehan Terang Bulan, yang menempati pas di depan Toko Batik Terang Bulan setelah toko tersebut tutup jam sepuluh malam,lalu ke area yang berbeda ada di Bakmi Pak Pele di pojok Tenggara Alun-alun Utara.

Sementara untuk pemusik yang menggunakan instrumen yang dominan kulintang, seperti yang ada di perempatan SGM, pertigaan Permata yang sebelah selatan, perempatan KFC Simanjuntak, mereka rata-rata ada pas siang hari.

Untuk yang di jalan Malioboro, mereka memainkan musik  instrumen kulintang di malam hari, ada sekitar dua kelompok musik yakni di dekat mall Malioboro, seberang Toko Ramai.

Sebelum trotoar dibenahi, pemusik atau pemusik tetap di Malioboro ini, sepertinya belum ada. Masing-masing kelompok sangat diminati oleh pengunjung dan memberi uang untuk kotak yang diedarkan. Untuk yang di Loco beda, mereka dipanggil untuk menghibur pengunjung.

Bagaimanapun pariwisata menggeliatkan kehidupan mereka dengan cara menghibur pengunjung  yakni menyajikan musik dominan kulintang yang energik, serta kelompok lain sejenis koes plusan  tadi, meramaikan suasana yang sudah ramai, pengunjung luar kota jarang mendapati hal semacam itu di kota lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline