Kusedang menunggu antrian martabak sapi dan deretan kulineran kini,menatap jalanan ramai dengan kemeriahan disana -sini
Sesuatu bergerak,oh pak sampah bekerja mengambili apa yang menjadi tugasnya,oh bukan,sebuah dorongan mirip gerobak ditarik oleh seorang pria kurus dan tua,dalam samar rembang petang ke malam hari,lalu sesosok duduk di atas gerobak yang ditarik tadi,sang istri
Nafasku sejenak seperti berhenti,mengamati,atau halusinasi,pak tua menyeret gerobaknya dengan sekuat tenaga,kukucek mataku lagi,istrinya yang tua seperti sedang sakit lagi
Ku berlari,cukup cepat jalannya tadi dan kuhentikan ,mau kemana,suamiku kutinggalkan di antrean martabak sana.Asli,ku tak tega,ku bertanya lagi mau kemana?pak tua terkejut ketika ku menghadangnya dan bicara ingin mencari tempat mereka bisa berhenti di emperan toko
Lalu mereka berjalan seperti tadi,pak tua menyeret gerobak berisi istri,ku menatap dari kejauhan jalanan saat mereka pergi dan hanya berdoa semoga mereka dilindungi,kuusap jemariku di pipi yang basah,atas semua yang kulihat tadi
Dan ku kembali ke antrean tadi.dan suami memarahi,apa yang kamu lakukan?mereka tidak ingin dikasihani,berhentilah untuk peduli
Dalam hati ku menangis lagi
#sekadarimajinasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H