Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Pohon Jiwa yang Meranggas

Diperbarui: 16 Juni 2019   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat semua sinar mata itu nyaris serupa, tanpa cahaya, tanpa binar di baliknya, dinginnya menusuk tentang sarkasme, kepahitan dan kegetiran

Tiada serupa dengan yang dirinya lekatkan, tembok pembatas menghalangi tujuan kebajikan menjadi kekejian, mata sedingin dan setajam belati yang menyiratkan depresi

Mata hitam legam, menyuarkan api kebencian dan menggerus rasa, serupa di sana, di antara yang sama, menyusup, menyelinap

Terhalang, lupa nurani, terhalang mata hitam legam menutupi putihnya, kegelapan menutupi terangnya hati, sebenarnya semua tersirat dalam gerak dan kata, ekspresi kegetiran hidupnya

Sebuah analogi, pohon meranggas kering, daun layu betebaran, hanya butuh satu korek api untuk menyala dan membakar habis semuanya, meranggasnya jiwa oleh kegetiran tentang dirinya, air butuh air untuk dahaga,kesejukan rumput hijau kalah oleh meranggasnya pohon-pohon jiwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline