Lihat ke Halaman Asli

Efi anggriani

Wiraswasta

Setelah Mentari Tenggelam di Barat, Buka Puasa Pertama

Diperbarui: 6 Mei 2019   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sejam lagi harus bergegas mengantri ,atau harus ditolak dan kuota hangus,seperti sebulan lalu,memang terasa kejam,setelah berjuang mengantisipasi kemacetan tingkat tinggi dengan pikiran yang sama,jalan alternatif,ternyata  sama padatnya,terlambat sepuluh menit,silahkan datang lain kali,mendaftar lagi,sebulan lagi.

Sekarang disini ruangan ini padat penuh sesak,kursi juga penuh sesak,mengantri untuk periksa dokter.Ruangan itu setahuku sudah bolak-balik dirombak tetap saja tak cukup,kutahu karena aku pernah melakukan perawatan saraf gigiku hingga harus bolak-balik kesana.

Dari jam setengah lima,membawa termos kecil/tumbler  untuk membawa minuman teh panas untuk berbuka dan  dua lapis roti untuk sementara.

Jam setengah delapan malam belum dipanggil dokter jua .Di ruangan itu adalah sebuah saksi dari semua rasa ,kecuali gembira,yang berjalan dengan tongkatnya,berjalan terseok,ada yang begitu uzur sendirian  dan kesulitan berjalan,ada yang tiduran di ruangan tunggu rumah sakit kecil itu.

Petugas dan staf tetap ramah menerima,mengabaikan karena sudah terbiasa.

Kuteguk teh hangat dari tumbler yang kubawa  dan selapis roti sebagai bekal lapar, karena sementara tidak bisa kemana-mana.Menemani mengantri  dan menunggu,tiga setengah jam berlalu.Di depanku wanita berisik menjengkelkanku,di belakangku seorang wanita sedang tiduran kesakitan punggungnya.

Kuingin protes'Hei berhenti berisik-'

Tak lulakukan jua,kuteguk lagi teh panasku,waktu buka sudah usai,matahari sudah tak berkutik lagi,berganti ribtik hujan gerimis,seperti pendaran manusia ada saatnya condong ke barat seperti matahari tenggelam.

Menunggu,menanti waktu  batas hingga tuntas.

Ramadan pertama,buka puasa di rumah sakit,menemani suami harus kontrol penyakit ,di monitor saja.Tidak ada penyakit disana,tetapi kadang sesak saja,sepertinya asam lambung yang menekan jantung hingga debar jantung luar biasa.

Semoga sehat dan tak ada apa-apa.Segala usaha perlu adanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline