Evangelis Jeanette van deer Wijk mengulas senyum begitu masuk melewati bingkai pintu di bangsalnya. Sebuah in optima forma yang membuat Joan Hans Tanamal selalu rikuh, menyambut sepasang mata teduh itu dengan sontak duduk dari berbaring di ranjang.
“Eh, kamu jangan banyak bergerak!”
Wanita muda itu melangkah gegas separo berlari. Tiba di gigir ranjang, menyentuh bahu gadis yang mendapat repertum tifus dari dokter seminggu lalu.
“Bagaimana keadaanmu?”
“Baik, Eva.”
Dipanggilnya pendeta Protestan itu dengan nama Eva, kependekan dari evangelis. Evangelis sebenarnya berasal dari kata evangeli (tanpa huruf ‘s’), secara harfiah dapat diartikan sebagai ajaran Kristus.
“Eh, aku bawakan kamu buah apel.”
“Eva kok repot-repot, sih.”
“Tidak seberapa. Cuma buah pencuci mulut yang aku beli di depan rumah sakit tadi.”
“Terima kasih.”
“Panasmu sudah turun?”