Dalam perkembangan bisnis kuliner yang semakin masif, selalu saja ada berbagai upaya kreatif yang diperlukan pengusaha guna mengembangkan kafe maupun resto mereka. Artinya, cita rasa makanan yang mumpuni saja tidak cukup untuk mengangkat brand sebuah kafe-resto.
Hal itu diungkapkan Manager Capital Cafe Abdul Rochim saat ditemui di Capital Cafe, Jalan Bundaran PU, Kelurahan Tuak Daun Merah, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 20 Desember 2022.
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang benar-benar inovatif yang tidak sekadar meletakkan keunggulan pada selera lidah konsumen akan tetapi juga memetakan faktor lain seperti strategi bisnis, promosi, dan konsep baru yang menyasar segmen potensial dalam bisnis kuliner.
"Konsep baru yang menyasar segmen milenial, inilah yang kami usung sebagai upaya guna memajukan brand kafe kami," terang Rochim.
Konsep baru yang dimaksud pria yang juga merupakan konsultan SDM dari BNJ Project tersebut tidak lain adalah inovasi yang lahir dari pengamatan dan pengalaman pihaknya terhadap apa yang dibutuhkan konsumen.
"Intinya, kami mengakomodir apa yang diinginkan masyarakat penikmat kuliner khususnya kaum milenial yang umumnya terdiri dari anak muda. Anak muda, saat ini tidak sekadar bersantap ketika mengunjungi kafe ataupun resto, namun mereka juga butuh tempat nongkrong yang reprensetatif," katanya.
Rochim menjelaskan, berbekal pengamatan dan pengalaman dirinya selama berkecimpung di dunia kuliner khususnya sebagai konsultan food and beverage, ia melihat pentingnya mengakomodasi kearifan lokal sebuah daerah.
"Saya melihat, di Kota Kupang anak-anak mudanya punya budaya pertemanan yang baik (kolektif). Artinya, mereka senang ngumpul dan nongkrong bareng. Ini salah satu kearifan lokal yang perlu diangkat," ujarnya.
Untuk itulah, sebut Rochim, manajemen Capital Cafe sekaligus mengusung dua konsep utama guna mengangkat brand mereka agar bisa eksistensif, disukai, bahkan menjadi kafe favorit di Kota Sasando, sebutan wilayah Kupang.